Beberapa menit yang lalu, adzan ashar sudah berkumandang. Aku pun segera melaksanakan shalat sebelum mas Algha datang menjemput. Ah! Aku tidak yakin, ia akan menjemput ku atau tidak.
"Permisi Mbak! Ada yang mencari Mbak di depan!" Ucap Lula saat aku membereskan barang-barangku.
"Siapa Lu?" Tanyaku penasaran. Akankah mas Algha sudah datang.
"Emm katanya temennya Mbak!"
"Ohh oke makasih!" Ucapku membuat Lula pergi terlebih dahulu.
Belum mencari tempat seseorang yang Lula maksud, ia sudah berjerit memanggilku, "Yudi!!!" Ya, suara melengkingnya sangat mudah di tebak.
"Tumben?" Tanyaku turut duduk di meja yang ia pesan.
"Hehe iya kebetulan tadi lewat, jadi sekalian mampir."
"Ohh sudah pesen makanan?"
"Sudah! Tapi belum bayar! Bayarin ya!"
"Dih ngga!"
"Kan kamu manajernya Yud!"
"Iya sekarang manajer, lusa udah jadi pengacara!"
"Loh kamu berhenti?" Tanya Salma heran, aku mengangguk.
"Kenapa?"
"Kontraknya sudah habis Sal!"
"Ngga diperpanjang?"
"Ngga, manajer yang dulu sudah selesai cutinya. Mas Algha juga kurang setuju kalau aku kerja."
"Oiya, kamu sama dia gimana? Aku kepikiran terus lo Yud! Sampai rela mampir kesini!"
"So sweet deh! Makasih ya udah perhatian!" Jawabku menggenggam tangannya.
"Jadi?" Aku menarik nafas sebelum menceritakan sebenarnya pada Salma.
"Tadi malam mas Algha dan keluarganya datang ke rumah. Terus dia bilang ingin memutusku secara halus!"
"Halus gimana?"
Lagi-lagi aku menarik nafas, menahan sesak di dada. Air mataku sudah memberontak, mengingat kejadian semalam.
"Buya bilang cuma mau menunda pernikahan kami, karena mas Algha mau ke Arab!"
"Ha? Ngapain?"
"Aku juga ngga tau!"
"Terus-terus?"
"Tapi mas Algha membebaskan ku dari ikatan itu!"
"Beneran? Yang sabar ya Yud! Kalo jodoh ngga bakal kemana!" Ucap Salma. Belum aku menanggapi, dering ponselku berbunyi.
"Assalamualaikum!" Ucapku menyapa seseorang di seberang sana.
"Waalaikumussalam, Nduk! Sudah pulang?" Tanya Muya.
"Dereng Muya, masih menunggu mas Algha jemput!" Jawabku.
"Ohh iya sudah. Jangan lupa ingetin Arsyad untuk mampir ke percetakan. Undangan kalian sudah jadi. Tadi Muya sudah bilang kok! Takutnya dia lupa!"
"Nggih Muya, insyaallah!"
"Ya sudah, Muya tutup ya ... Assalamualaikum!"
"Waa ...." Belum aku menyelesaikan jawaban sama dari Muya, Salma memotong ucapan ku.
"Wait! Kalian batal beneran apa ngga sih?" Tanyanya heran.
"Tadi belum selesai ceritanya. Terus semua orang tua kaget ya, termasuk aku yang emang sudah pasrah banget. Tapi aku memberanikan diri untuk bersuara. Ternyata ngga ada yang setuju sama mas Algha. Akhirnya kita dinikahin tadi malem!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku, Kamu! [SELESAI]
Teen FictionTerkadang hidup tak seperti apa yang kita bayangkan. Boleh jadi hari ini sesuai dengan rencana kita, namun besok yang terjadi diluar nalar kita. Jodoh, rezeki, maut, sudah tergariskan sedemikian rupa. Hanya saja, mampukah kita menjalaninya dengan ik...