Aku menatap sendu tumpukan kertas yang tercoret tinta merah. Hampir di setiap lembarnya penuh dengan garis dan lingkaran. Yok semangat revisi yok!.
Satu Minggu setelah PKL, akhirnya aku sempro. Saat ini, skripsiku sudah di tahap penelitian. Sebisa mungkin aku rutin bimbingan minimal dua kali seminggu. Hampir setiap hari aku begadang didepan layar laptop. Ya, untuk apa jika bukan untuk menyelesaikan ini semua.
Sebagian besar dari teman-teman ku bahkan belum seminar proposal. Ada yang masih sibuk dengan bisnisnya, ada pula yang masih sibuk dengan keluarganya, dan banyak kesibukan kesibukan mereka yang membuat mereka menundanya. Aku bersyukur, aku tidak jadi bekerja. Mungkin jika aku bekerja, saat ini tak akan sampai di tahap ini.
Setelah bimbingan, aku memutuskan untuk hadir di seminar proposalnya Salma. Sudah lama sekali aku tidak bertemu dengannya. Sejak semester tua, kami sibuk dengan urusan masing-masing membuat kami jarang bertemu. Mungkin bertemu saat ada kegiatan organisasi saja.
"Happy semprotulation sayang!" Ucapku memeluknya, setelah lebih dari satu jam ia presentasi didepan.
"Terima kasih sudah hadir! Mana kadonya?" Emang nih anak! Untung saja aku tidak lupa. Aku membuka tasku yang berisi sebuket uang.
"Nih! Spesial untukmu!" Ucapku memberinya.
"Asyem! Kukira duit beneran! Ternyata uang mainan!" Pekiknya melihat uang mainan di buket yang kuberikan. Aku tertawa puas melihat kekecewaannya.
"Sengaja emang hahah!"
Teman-teman Salma yang lainnya pun bergantian mengucapkan selamat kemudian foto bersama. Setelah semua selesai, aku dan Salma memutuskan untuk melipir ke warung Bu Risma langganan kami. Sudah lama sekali kita tidak quality time berdua.
"Tumben kamu make cincin?" Tanya Salma ditengah-tengah menikmati ayam geprek nya.
"Oh, aku belum cerita ya sama kamu?"
"Ya kalo udah aku ngga bakal nanya!"
"Oiya hehe! Cincin tunangan ini!" Ucapku santai.
"Demi apa?" Ucapnya terkejut dengan sedikit teriak.
"Pelan-pelan ih!" Tegurku.
"Kamu beneran udah tunangan?" Tanyanya masih tak percaya.
"Ya iyalah! Masa aku ngadi-ngadi!"
"Ya kali kamu ngehalu!"
"Ye.....!"
"Gimana ceritanya?" Tanyanya penasaran. Akhirnya aku menceritakan mulai dari lamaran Irsyad hingga kejadian Irsyad yang dirumahku ketika itu.
"Ya, karena itu akhirnya Baba menjodohkan ku!"
"Terus-terus?"
"Katanya sih, dia sudah datang ke pakdheku, tapi nunggu aku lulus. Eh gara-gara Irsyad dilabrak istrinya dirumahku akhirnya ngga nunggu aku lulus deh!"
"Ganteng ngga? Orang mana?"
"Orang Karangsono, ganteng ngga nya aku ngga tau!"
"Kok bisa ngga tau?"
"Dia lagi di Arab"
"Terus ngga kontekan gitu?"
"Ngga, Sampek dia pulang .... Takut ganggu fokus skripsi ku!" Salma mengangguk paham.
"Tahu ngga siapa tunangan ku?"
"Ngga lah! Kamu ngga ngasih tahu!"
"Iihhhh! Masa tunanganku itu putra bungsunya Bunyai Zafira!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku, Kamu! [SELESAI]
Teen FictionTerkadang hidup tak seperti apa yang kita bayangkan. Boleh jadi hari ini sesuai dengan rencana kita, namun besok yang terjadi diluar nalar kita. Jodoh, rezeki, maut, sudah tergariskan sedemikian rupa. Hanya saja, mampukah kita menjalaninya dengan ik...