Resepsi 1

1.9K 125 8
                                    

Selamat pagi semua.....

Selamat hari raya idul Fitri
Mohon maaf lahir dan batin 🙏

Mohon maafkan saya yang selalu tidak konsisten saat update ....
Dan Insyaallah kalian sudah saya maafkan 🤭

Selamat kembali ke aktivitas awal, jangan lupa untuk vote dan komen yang rame 😍

















****

Alunan musik islami terus mengaung sejak semalam. Dapur rumah Mama sudah ramai beberapa terakhir ini. Dekor bernuansa putih dan emas pun sudah memenuhi halaman rumahku. Ya, hari ini sebenarnya hari pernikahan ku dengan mas Algha. Namun, karena kami sudah menikah 2 Minggu yang lalu, semua dialihkan menjadi walimatul ursy dan langsung dilanjut acara resepsi.

Pada acara walimatul ursy, Baba sengaja mengundang seluruh keluarga besar. Sekiranya kurang lebih 500 undangan yang tersebar. Baba dan Mama sungguh niat sekali mempersiapkan semuanya. Aku tak begitu turut andil. Mungkin hanya sesekali saat mama meminta pendapatku.

Sejak subuh tadi aku sudah duduk di depan meja rias. MUA pilihan Muya pun sudah mulai beraksi dengan talentanya. Sudah hampir 2 jam aku duduk, tapi riasan muka saja belum selesai. Mataku sangat tak bersahabat. Sejak beberapa hari yang lalu aku sangat sulit untuk tidur. Pikiranku berkelana mengingat percakapan antara aku dan mas Algha.

Ya, lebih tepatnya 3 hari yang lalu, sebelum kami dipisah untuk persiapan acara resepsi. Sikap mas Algha masih sama saja. Ia hanya terlihat baik didepan orang lain. Sedangkan saat berdua dengan ku, ia bahkan tak menganggap ku berwujud. Namun, malam itu mas Algha berani memulai pembicaraan lebih dulu padaku.

"Dua Minggu lagi saya akan pergi ke Arab," tuturnya tanpa melirikku sama sekali.

"Nganterin jamaah?" Tebakku. Pasalnya aku tahu bahwa mas Algha turut mengelola perusahaan Buya.

"Saya mau melanjutkan S2 sekaligus mengelola perusahaan cabang baru disana," tuturnya membuatku terkejut. Aku kira alasan mas Algha saat ingin melepaskan hubungan kami hanyalah omong kosong. Tapi ternyata semua benar adanya.

Aku memalingkan wajah ke arah samping. Mengapa sesak begini.

Aku menghela nafas kemudian bertanya, "Lalu?".

"Mungkin ini jalan terbaik untuk kita, agar sama-sama menata hati sebelum merasa saling memiliki," jelas mas Algha yang membuatku tak mengerti.

"Maksudnya?"

"Ada baiknya selama dua tahun ini kita berjauhan. Sampean bisa fokus pada usaha yang sampean rintis. Pun saya, bisa fokus belajar dan membangun usaha disana."

"Kenapa?" Lirihku menahan cairan bening yang memberontak.

"Dengan berjauhan, nantinya kita sadar siapa yang kita cintai. Dengan itu pula kita bisa membuktikan siapa yang mampu bertahan dengan hubungan ini," tutur mas Algha diakhiri senyum miringnya. Dari kata-katanya ia masih belum mempercayai ku.

"Bukankah cinta itu datang karena terbiasa?"

"Apa kurang, Neng, waktu 6 bulan yang sudah kita lewati?"

"Apakah waktu bisa menentukan datangnya cinta, mas? Bahkan setelah 6 bulan jenengan sudah terlihat tidak mencintai saya!" Dadaku benar-benar sesak kali ini.

"Karena saya tidak ingin mencintai wanita yang jelas-jelas masih mengharapkan masa lalunya!"

"Maksud jenengan, Ay masih berharap pada masa lalu? Mengapa jenengan selalu membalikkan pada, Ay? Kenapa jenengan seolah-olah selalu memojokkan, Ay?" Sentakku yang kini sudah tak mampu menahan air mata. Kenapa aku selalu terlihat cengeng didepannya.

Jodohku, Kamu! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang