Ares
•••
Kini Ares sudah tiba didepan gerbang rumah kekasihnya. Sebelum kesini, ia sempat mampir ke tukang martabak telor, membelikan makanan untuk Lea.
Ares turun dari motornya, dan mengetikkan sesuatu di ponsel miliknya.
Ratu nya Ares ~
"Buka jendela kamar lo,"
Disisi lain, Lea sedang mengerjakan tugas sekolahnya. Dan terdengar suara notif dari ponselnya.
Cepat-cepat ia membuka, ternyata Ares yang memberinya pesan.
Lea tersenyum kala melihat isi pesan itu dan membuka goreden kamar balkonnya.
Ares melirik ke atas, dan tersenyum kepada kekasihnya.
Ratu nya Ares ~
"Tunggu, gue ke bawah,"
Setelah mengirimkan balasan dari Ares. Kini Lea sudah sampai di bawah dan membukakan gerbang pintu rumahnya.
"Masuk dulu," ucap Lea tersenyum.
Ares menggeleng. "Gue cuman mau ngasih ini," ucap Ares menyodorkan keresek hitamnya.
Lea mengangguk, dan menerima keresek tersebut. Lea tahu, pasti isinya martabak telor. Sudah tidak asing lagi.
"Makasih,"
Ares mendengus. Bukan ini yang ia inginkan dari kekasihnya.
"Biasanya kalo ada pacar nya main ke rumah ceweknya. Cowok nya tuh dipeluk, dicium, apa kek." cibir Ares yang sudah tidak tahan sedari tadi.
Lea tertawa, dan langsung memeluk Ares erat. Itu adalah kode.
"Kenapa jadi lo yang ngode? Kan biasanya cewek," celetuk Lea masih dipelukan Ares.
Ares tersenyum dan membalas pelukan kekasihnya.
"Biarin, suka-suka gue."
Lea menatap wajah Ares, sepertinya laki-laki itu sedang lelah.
Cup
Lea mencium bibir Ares dengan cepat dan meneggelamkan kepalanya di dada bidang Ares, karena malu.
Ares terbelalak, ini pertama kalinya Lea mulai berani nakal terhadap dirinya.
"Nakal, ya, sekarang hm?"
Lea sedikit geli kala Ares mengendus-endus di bagian lehernya.
"Ares, geli... udah," ucap Lea tidak kuat.
Ares menghentikannya, dan mencium kening lama Lea.
"Maaf," ucap Ares lembut.
"Gak apa-apa,"
"WOI! NGAPAIN KALIAN!" teriak Pak Hansip dari arah kanan jalan.
Ares mendengus kasar, ia lupa jika sudah lewat jam 11 malam pasti akan ada Hansip lewat untuk berpatroli.
Ares melepaskan pelukannya dari Lea dan menatap Bapak Hansip yang sudah ia kenal sejak lama.
"Eh, Mas Ares?" tanya kaget Bapak Hansip tersebut yang bernama Mul.
"Selamat malam, Pak Mul." ucap Ares ramah.
"Bapak kira siapa, ternyata Mas Ares. Soalnya udah lama, sih. Mas Ares gak kerumah Neng Lea." ujar Pak Mul.
Ares mengangguk. "Iya, nih Pak. Akhir-akhir ini saya sibuk banget. Jadi baru main kerumah ini lagi,"
"Oh begitu toh. Yaudah, kalo gitu Bapak mau lanjut patroli dulu ya, Mas, Neng Lea, mari."
"Eh, bentar Pak tunggu," cegah Ares sembari mengeluarkan 2 lembar uang berwarna merah untuk Pak Mul.
"Buat beli kopi, Pak." lanjut Ares.
"Eh, makasih Mas."
"Sama-sama."
Setelah kepergian Pak Mul. Kini Ares sang kekasih.
Lea terlihat tersenyum.
"Kenapa?" tanya Ares.
"Lo baik, ya," jawab Lea.
"Baru sadar lo," cibir Ares.
"Au, ah. Nyebelin," cemberut Lea.
Ares gemas, ia mengacak-acak rambut Lea dengan jahilnya.
"Ares! Berantakkan," geram Lea.
"Biarin, biar lo tambah jelek."
"Nyebelin banget, sih, lo."
"Tapi sayang, kan?" goda Ares centil.
"Iya, sayang." ucap Lea malu-malu.
Ares memeluk kekasihnya. Lihat, betapa gemasnya Lea saat ini.
"Makin sayang, deh, gue jadinya,"
"Masuk, gih, tidur." lanjut Ares.
"Iya, lo hati-hati bawa motornya."
"Siap, Ratu nya Ares!"
Lea tersenyum senang, akhirnya Ares sudah benar-benar berubah, tidak seperti dulu lagi.
"Abis ini mau kemana?" tanya Lea.
Ares yang sudah menaiki motornya pun, menoleh.
"Nyari cewek," jawab Ares ngelantur.
Lea menatapnya marah. Dan membuat Ares terkekeh sendiri. "Bercanda, sayang. Mau pulang ke apart,"
"Awas aja kalo beneran," ucap Lea masih kesal.
Ares tidak tega, ia turun kembali dari motornya dan memeluk kekasihnya, untuk meredamkan emosi wanita ini.
"Engga, sayang. Tadi gue cuma bercanda," ucap Ares lembut.
Lea pun mengangguk, merasa tenang. Jika memang Ares hanya bercanda tadi.
"Maaf in, ya,"
"Iya," ucap Lea.
Ares tersenyum. "Masuk, gih. Gue liatin dari sini,"
Lea mengangguk nurut. "Iya, selamat malam."
"Malam juga, Ratu nya Ares," ucap Ares melambaikan tangnnya dan memberikan cium jauh.
Lea tersenyum geli kala melihat Ares bertingkah seperti itu.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
AreLa [S E L E S A I]
Teen Fiction"ARES STOP!" Mendengar kekasihnya, barulah Ares berhenti. "NGAPAIN LO PELUK CEWEK GUE, BANGSAT?!!!" "Cih, cewek lo? Masih lo anggap? Cowok mana yang biarin cewek nya di perkosa sama musuh nya sendiri?" sinis Galang sembari terkekeh. Deg "Maksud l...