Ares
•••
Lea baru saja ingin merebahkan dirinya di atas kasur empuk miliknya. Namun suara deringan ponselnya mengurungkan niat nya tersebut.
Lea membuka ponselnya dan tertera nama.
Bandel Ku
Ya, itu telfon dari Ares. Dan Lea menyimpan nama Ares dengan sebutan itu. Karena Lea pikir, itu memang cocok.
"Halo," ujar Lea memulai duluan.
"Kamu kemana aja sih?! Aku khawatir. Telfon sama chat aku gak kamu balas-balas. Dan malah baru sekarang." marah Ares di sebrang sana.
Lea menghembuskan nafasnya kasar.
"Tadi ada insiden kecil dijalan." ucap Lea.
"Insiden apa?" tanya Ares.
"Ketemu sama anak-anak Agron." jawab Lea.
"Kamu gak apa-apa kan? Di apain sama mereka? Dede bayinya gimana?" tutur Ares khawatir.
"Aku gak apa-apa, Ares. Dede bayinya juga baik." ujar Lea menjelaskan.
Ares bernafas lega kala mendengar itu.
"Huft, oke sayang. Aku ke rumah sekarang, kamu mau dibeliin apa?"
"Makan bakso malem-malem enak kayaknya, Res."
"Oke sayang, aku beliin bakso ya." kata Ares.
"Iya, ditunggu. Jangan lupa pake pangsit, hehe... " cengir Lea.
Ares terkekeh geli.
"Iya, siap Tuan Putri. Pangeran mu akan segera tiba." kekeh Ares.
Dua-duanya pun sama-sama menikmati waktu berdua tersebut.
•••
Sesampainya Ares di rumah Lea. Ia langsung segera menuju kamar bumil itu.
"Sayang hei, bangun." ucap Ares lembut sembari mengecup kening Lea dengan sayang.
Lea membuka matanya perlahan, dan terlihatlah sosok Pangeran ditelfon tadi.
Wkwk...
"Baksonya mana?" tanya Lea.
"Ini," jawab Ares seraya memberikan satu mangkok bakso tersebut.
•••
Rabu, 20 April 2022
14:54
KAMU SEDANG MEMBACA
AreLa [S E L E S A I]
Teen Fiction"ARES STOP!" Mendengar kekasihnya, barulah Ares berhenti. "NGAPAIN LO PELUK CEWEK GUE, BANGSAT?!!!" "Cih, cewek lo? Masih lo anggap? Cowok mana yang biarin cewek nya di perkosa sama musuh nya sendiri?" sinis Galang sembari terkekeh. Deg "Maksud l...