Ares
•••
Seperti yang sudah Atap tawarkan pada Ares. Kini Ares sudah bekerja di bengkel motor Atap. Dan untuk masalah tempat tinggal, Ares tetap memilih untuk ngekost.
Karena tak enak juga pada Atap.
Atap pun bisa memakluminya.
Sudah 1 minggu lamanya Ares bekerja disini. Ia menikmatinya, karena ia juga sangat butuh untuk membayar uang kelulusannya dan juga makan.
Tak mungkin juga kan ia mengharapkan dari Mamah nya lagi?
"Nih, gaji pertama lo." ujar Atap memberikan uang tebal ke Ares.
"Gue baru satu minggu disini, udah gajian aja." ujar Ares heran.
Atap terkekeh. Ia lupa memberi tahu.
Dasar, huh.
"Disini emang dibayar mingguan, soalnya yang kerja pada anak sekolah semua." jelas Atap.
Ares hanya manggut-manggut saja sembari menghitung gaji pertamanya ini.
"1,5 juta? Banyak amat, dalam seminggu."
Atap tersenyum lalu memukul pelan pundak sahabatnya ini.
"Alhamdulilah." katanya lalu pergi dari hadapan Ares.
•••
Ares malam ini berniat akan kerumah Lea. Kekasihnya. Untuk membawakan wanitanya martabak telor kesukaannya.
Dengan satu box berisi martabak telor di depan body motor besarnya, ia terus menyusuri jalan an ibu kota Bandung yang sejuk ini.
Masih banyak pengendara lain berlalu lalamg kesana kemari. Karena jam juga masih menunjukkan pukul 21:00 belum terlalu malam.
Saat ada lampu merah, barulah Ares memberhentikkan motornya. Ia terdiam sebentar, menyaksikan pejalan kaki yang masih ada melewati jalan aspal bercat hitam putih tersebut.
Entah Ares sadar atau tidak. Ternyata ada sebuah truk besar dengan kecepatan tinggi dari hadapannya saat ini menuju arahnya.
Truk itu sangat cepat sekali, orang-orang di sekitar sudah berteriak kesana kemari, berlarian entah kemana. Menghindari truk itu yang akan menuju mereka.
Ares masih diam di tempat, seolah telinga nya tertutup yang tak bisa mendengarkan teriakan orang-orang di sekitarnya untuk segera menghindar, dan berlari jauh meninggalkan motornya.
Ares masih belum sadar, ia hanya bisa menatap truk itu dengan seksama. Seolah-olah itu adalah permainan biasa.
Sehingga dalam hitungan 1 detik, truk itu sudah sampai di tempat Ares berada dan menghantam kencang motor yang Ares naiki.
Tubuh Ares terpelantung jauh, helm nya sudah hancur dan terlepas dari kepala Ares. Motornya pun sangat hancur, sudah tak terbentuk lagi.
Darah bercucuran kemana-mana, kepala dan telinga Ares terus mengeluarkan darah, tangannya sudah mengalami banyak luka, goresan dimana-mana.
Kaki Ares yang juga ikutan mengeluarkan darah, karena laki-laki itu menggunakan celana jins putih. Sehingga yang tadinya jins putih itu berwarna putih, kini berubah menjadi warna merah pekat. Merah darah.
Orang-orang yang menyaksikan itu pun berteriak histeris. Mereka semua menghampiri tempat kejadian dan saling meneriaki satu sama lain untuk menolong korban.
Sampai ada sebuah kerumunan polisi berdatangan dan langsung bertindak akan kejadian naas barusan.
•••
Senin, 25 April 2022
23:18
KAMU SEDANG MEMBACA
AreLa [S E L E S A I]
Teen Fiction"ARES STOP!" Mendengar kekasihnya, barulah Ares berhenti. "NGAPAIN LO PELUK CEWEK GUE, BANGSAT?!!!" "Cih, cewek lo? Masih lo anggap? Cowok mana yang biarin cewek nya di perkosa sama musuh nya sendiri?" sinis Galang sembari terkekeh. Deg "Maksud l...