31. LO NAMPAR GUE?

811 36 1
                                    

Ares

•••

"Gue pengen mati aja, Res." lirih Lea.

Ares membulatkan matanya saat mendengar kata-kata dari mulut Lea.

"Gak! Apa-apaan sih lo," ujar Ares tak suka.

Ya, tadi Ares menghubungi seorang Dokter perempuan untuk memeriksa keadaan Lea. Dan ternyata Lea sekarang sedang mengandung.

Ares, anak Savrega dan juga sahabat Lea sangat terkejut mendengar fakta ini.

Ares juga sudah memberitahu Lea dengan perlahan, takut ia akan mengamui dan tidak terima. Dan itu benar, Lea benar-benar terkejut mendengar fakta jika ia hamil.

Untung saja saat ini Lea sudah bisa tenang dan tidak sehisteris tadi.

"Tapi gue gak mau anak ini, Ares!" teriak Lea kembali dengan tangisnya.

"Gue benci dia, gue benci. Anak sialan dasar!" ujar Lea memukul-mukul perutnya dengan kencang.

Ares melotot tak percaya dan langsung menampar pipi Lea refleks.

Plak

"LO GILA HA?!" teriak Ares.

Lea menatap Ares tidak percaya, ini pertama kalinya Ares menampar dirinya.

"L-lo," lirih Lea memegangi pipi nya yang terasa panas.

Ares pucat, ia tak habis pikir apa yang sudah ia lakukan barusan.

"G-gue gak se-sengaja, Le... gue minta maaf," tulus Ares sungguh-sungguh.

"Lo nampar gue belain anak ini?"

Ares menggeleng. "Bukan gitu maksud gue," ujar Ares menarik Lea kedalam pelukannya.

"Gue gak mau lo bunuh anak itu, Lea. Dia gak salah," lirih Ares.

Lea masih terisak. Betapa menyedihkan dirinya mengandung anak hasil perbuatan keji itu. Laki-laki bernama Gian itu memang brengsek.

"Gue udah hancur, Ares. Dengan ada nya anak ini, gue tambah hancur... " isak Lea.

"Gue mau bunuh anak ini Ares, biar gue gak tambah hancur, hiks hiks... " ucap Lea membanjiri seluruh kaos seragam Ares yang dikenakan laki-laki itu.

Dengan lembut Ares terus memberikan wanitanya ketenangan dan kekuatan. Ia tahu, pasti sangat sulit sekali untuk menerima semua ini.

"Gak, Le. Gue gak izin in lo buat bunuh itu anak,"

"Gue gak butuh izin dari lo, Ares."

"Gue malu, Ares. Gue malu... kalo anak ini lahir, tanpa ayah. Apa kata orang-orang, mending gue bunuh aja anak ini," lirih Lea.

Ares merengkuh pinggang Lea dengan lembut dan membawanya ke atas pangkuannya.

Menatap mata wanitanya yang sudah pucat dan pastinya juga sembab karena sedari tadi terus menangis.

"Lihat gue," ujar Ares.

Lea manatap Ares yang juga tengah menatapnya.

"Gue yang bakal jadi ayahnya, gue akan tanggung jawab." tegas Ares mantap.

"Ta-tapi... ini bukan anak lo, Ares," ucap Lea.

"Sekarang dia anak gue, udah jadi milik gue. Boleh, ya?"

Lea masih bergeming, tapi tak lama ia mengangguk.

"Maaf dan makasih." lirih Lea.

"Gak ada kata 'maaf' tapi kalo kata 'makasih' gue jawab sama-sama." senyum Ares tulus.

Lea menjatuhkan kepalanya di bahu Ares dan mencium aroma maskulin yang menguar dari tubuh Ares.

"Lo gak jijik sama gue?" tanya Lea pelan.

"Ngapain jijik? Sekarang lo milik gue, gue lihat lo sekarang punya gue. Gue gak peduli sama masalalu lo, yang terpenting, lo udah sama gue dan akan selalu sama gue, Lea Magma." jawab Ares mantap.

"Gue beruntung banget punya lo, Ares."

"Gue lebih, Le."

"Jangan tinggalin gue, ya," lirih Lea.

"Iya, Lea."

"Janji?"

"Janji sayang."

"Gue gak mau lo pergi jauh-jauh dari gue, gue takut... "

"Gue gak akan pergi-pergi jauh dari lo, Lea. Gue selalu disamping lo. Jangan takut," ucap Ares lembut dan mencium kening Lea lama.

•••

Senin, 18 April 2022

19:27

AreLa [S E L E S A I] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang