25. LO KAYAK U N (PERJUANGAN)

725 33 2
                                    


Ares

•••

"Le," panggil Ares.


"Apa?" tanya Lea.

"Pinjem spidol dong, bentar."

"Buat apa? Jangan aneh-aneh, lo."

"Gak buat aneh-aneh, Le. Gue cuman mau ngewarnain kalender di rumah gue aja. Biar gak ada kata libur buat gue cinta sama lo." ujar Ares tetsenyum menggoda.

Damn!

Pipi Lea sudah memerah akibat ulah kekasihnya.

"Ap-apaan, sih, lo."

"Ciee... Bu Ketu salting, nih," goda Ares semakin menjadi.

"Diem, deh, Ares. Gue gak fokus nih, ngerjainnya tugasnya," kesal Lea.

Memang saat istirahat kedua Ares menghampiri Lea kekelasnya.

Untung nya juga di kelas hanya ada mereka berdua.

Ares mendekati Lea, dan memandangnya dengan lekat.

"Le, tahu gak?" tanya Ares.

"Gak tahu," jawab Lea asal.

Ares terkekeh. "Dengerin dulu, sayang."

"Lanjut," ucap Lea meliriknya malas.

"Bentar lagi kan UN, nih. Dan lo itu sama kayak soal UN, Le."

"Harus gue perjuangin buat masa depan," lanjut Ares dengan mengecup singkat pipi Lea.

Cukup membuat jantung Lea dag dig dug saat ini.

Gombalan serta kecupan itu rasanya arrghg... tidak bisa di devinisika, ya ampun.

TOLONG LEA, MAMAH!!!

JESY LUNA TIO OKI HARIS!!! TOLONG GUE!

GUE GAK KUAT! AAAAAAAA!!!

Ares hanya senyum-senyum melihat tingkah gelagapan kekasihnya. Dan pastinya juga mode malu.

"Malu, hm?" Ares menghirup aroma rambut Lea dengan candu.

Mampu membuat Lea menggeliat, karena Ares berhasil mencium lehernya.

Inget ya, cuma cium. Gak ada anu-anu.

Wkwk...

"Ares... " rengek Lea.

"Hm?"

"Lo bikin gue malu," ujar Lea menyembunyikan wajahnya di dada Ares.

Ares terkekeh. Dan memeluk wanitanya dengan sayang.

"Kok malu?"

"Gak tahu, malu aja," ucap Lea polos.

"Gue serius, bukan cuman gombalan doang."

"Iya, tapi caranya lo yang gombal begitu bikin gue malu, Ares," rengek Lea kembali.

Ares jadi gemas sekali melihat tingkah Lea yang seperti ini.

"Malu atau salting, hm?"

"Dua-dua nya,"

Ares hanya bisa mengembangkan senyum. Betapa bahagianya dengan perlakuan sederhana seperti ini, mampu membuat jantung nya berdegup kencang.

Tak ada hari selain membuat wanitanya tersenyum. Kesalahan yang dulu tak akan pernah Ares perbuat kembali di masa depan.

"Nanti abis pulang sekolah mau nemenin ke Gramed, engga?"

"Kalo mau di kasih apa?"

"Maunya apa?"

Ares tersenyum smrik. "Lo,"

Deg!

"Bercandanya gak lucu," ujar Lea.

"Ini mode serius, mau nikah sama gue?" tanya Ares.

Lea menatapnya dengan tatapan bingung.

Lea tidak menjawab, ia justru semakin mengeratkan pelukannya pada Ares.

"Lo masih mau sama gue?"

Pertanyaan itu mampu membuat Ares membuka matanya lebar-lebar.

"Kalo gue gak mau, gue gak bakal ada disini sama lo, sayang."

"Bokap lo, gimana?"

"Biar gue yang urus," ujar Ares.

"Gue takut," cicit Lea.

"Takut apa, hm?"

"Ha-hamil," lirih Lea.

Ares mengusap-usap punggung kepala Lea dengan sayang.

"Ada gue, gue yang tanggung jawab. Lo gak sendiri,"

"Ini bukan perbuatan lo, tapi lo mau tanggung jawab, Res. Gue malu," lirih Lea.

Ares menangkup kedua pipi wanitanya.

"Lihat gue, Lea. Selama lo sama gue, nurut sama gue, semuanya akan baik-baik aja."

"Percaya sama gue,"

Lea mengangguk.

"Makasih, gue sayang banget sama lo, Ares."

"Gue lebih, Le."

Ares mencium kening Lea lama dan membawa kembali wanitanya kedalam dekapannya.

•••

14 April 2022

01:48

AreLa [S E L E S A I] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang