40. TELAT LEA

672 34 0
                                    



Ares

•••





Ares memperhatikan Lea yang sedang memakan baksonya tersebut dengan lahap. Sepertinya wanita itu sedang mode lapar. Pikir Ares.

Ares mengambilkan satu gelas air untuk bumil itu minum.

Lea menerimanya dan langsung menyeruputnya. "Makasih, hehe... " cengir Lea.

Ares tersenyum tipis dan membereskan mangkok serta gelasnya untuk ia taruh ke bawah, di dapur.

Ares sudah kembali. Ia duduk berdekatan dengan Lea.

"Sekarang aku mau tanya." tegas Ares.

Lea balas menatapnya. "Tanya apa?"

"Kenapa tadi bilangnya 'gak apa-apa' padahal lagi kenapa-kenapa. Banyak luka begini lagi,"

Lea meneguk salivanya. Gawat, nah. Udah bohong huhu.

Ares sempat mengecek seluruh tubuh Lea. Dan betapa terkejutnya ia saat melihat banyak luka ditubuh gadisnya.

"Em, itu, aku gak mau buat kamu khawatir aja." cicit Lea takut.

Ares menghela napas berat. "Telat Lea. Kamu udah buat aku khawatir dan tambah takut sekarang."

Lea menunduk, tak berani untuk menatap mata Ares kala laki-laki itu sedang emosi.

"Ma-maaf," lirihnya.

Ares tak kuat untuk mendengar lirihan dari wanita yang sangat ia cintai. Ares menarik Lea kedalam dekapannya, menyalurkan seluruh perasaan sayang dan cintanya pada wanitanya ini.

Sungguh, ia tak mau kehilangan untuk yang kedua kalinya.

"Apa susahnya sih, buat jujur? Susah, buat kamu?"

Lea menggeleng. "Aku janji, lain kali engga bakal kayak gitu lagi. Dan selalu jujur sama kamu." ucap Lea sungguh-sungguh.

"Aku takut, Le. Takut kamu pergi," lirih Ares.

Lea memandang mata coklat milik Ares. Ada rasa bersalah dimatanya.

"Engga, Ares. Aku gak akan pergi kemana-mana." ujar Lea menangkup kedua pipi Ares yang terasa dingin.

Ares tertegun, ia menatap lama mata indah milik wanitanya tersebut. Seketika rasa penyesalan yang Ares alami, kini ia rasakan kembali.

Rasa bersalah itu muncul lagi. Betapa kejamnya dirinya dulu yang mengabaikan kekasihnya sendiri demi gadis lain.

Sudah banyak air mata mahal milik Lea ia keluarkan, keluar dengan rasa sakit yang begitu amat sakit.

Mungkin Ares saja tidak bisa mengobatinya. Apalagi Lea?

Tetapi Ares berjanji, akan selalu berusaha untuk menyembuhkan luka yang ia torehkan, dan berganti dengan bahagia.

Jika pun ada air mata, akan Ares pastikan jika itu adalah air mata bahagia.

Ares mengecup kening Lea dengan lama. Merasakan rasa hangat dan damai selalu jika berdekatan dengan Lea.

"Aku minta maaf, belum bisa jagain kamu dengan benar. Tapi mulai sekarang, aku usahain buat jagain kamu 24 jam."

"Aku minta juga, kalo kamu mau pergi-pergi, jangan sendirian ya. Minta temen in, kalo aku gak bisa temen in kamu. Kalo kamu mau, bisa minta anak-anak Savrega. Aku udah bilang sama mereka. Dan mereka juga mau, kok."

"Satu lagi, selalu izin sama aku, ya?"

Lea tak menolak. Ia mengangguk tanda setuju.

•••


Rabu, 20 April 2022

22:43

AreLa [S E L E S A I] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang