🌸 l i m a s a t u 🌸

20.6K 1.8K 1K
                                    

Jangan jadi Silent Readers yah. Aku berharap kalian juga ngasih aku vote dan komen. Supaya aku tambah semangat buat ngetiknya.

Aku percaya kalo kalian semua orang baik. Dan Makasih jika kalian sudah mau memberikan vote dan komen💛

Bantu aku buat Promosiin cerita ini juga yah gengs. Maupun itu ditiktok, Instagram, atau sosmed lainnya. Kalian juga bisa promosiin buat temen-temen Kalian juga yah💛

Jangan lupa juga komen setiap part yang kamu suka yah.

Happy Reading

___________________________

Mayang menatap kosong didepannya yang terlihat televisi yang tak menyala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mayang menatap kosong didepannya yang terlihat televisi yang tak menyala. Setelah diantar pulang Rey tadi, Mayang masih tak banyak biacara.

Mayang masih teringat ucapan-ucapan Rey dimobil tadi.

"Jangan balas chat orang Yang.."

"Aku liat kamu ketawa sama cowo lain sakiit.."

"Maafin akuu.. aku tau aku salah. Tapi jangan siksa aku."

Mayang menepuk-nepuk dadanya yang sakit. Mayang menggigit bibirnya menahan tangisnya karena mengingat wajah Rey yang tadi menangis dihadapannya.

"Gue harus apa sih Rey? Karma apa gue, kenapa lo bikin gue kesiksa gini?" Air mata Mayang terus mengalir dengan isakannya.

Ceklek

Pintu dibuka menampakkan Tasya disana. Mayang menatapnya sambil terisak"Kaa..."

Tasya mengahampiri Mayang lalu memeluknya membiarkan Mayang menangis dibahunya. Tasya terus mengelus belakang Mayang.

"Gue gak bisa Ka. Gue sayang sama Rey!"

Mayang melepaskan pelukannya menatap Tasya."Gue berusaha lupain Rey. Tapi Rey terus ada Ka."

"Lupain dia gak semudah ngucapin kata. Kenangan dia selalu ada diotak gue."

Mayang memukul kepalanya."Gue benci sama pikiran gue yang gak lepas dari Rey."

Tangan Tasya terulur mengusap air mata Mayang."Lupain dia! Lo bisa! Gue pasti terus bantu lo."

Mayang mengangguk dengan isakannya yang tak henti itu."Gue pengeeen! Tapi gak bisa! Gue juga pengen nerima Rey lagi, tapi gue gak bisa juga. Gue benci sama dia yang bela Bianca, gue benci dia yang khawatirin Bianca. Gue benci hal yang dia lakuin tentang Bianca!"

PACARKU KETUA BEM ( REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang