🌸 l i m a e m p a t 🌸

19.5K 1.8K 730
                                    

Jangan jadi Silent Readers yah. Aku berharap kalian juga ngasih aku vote dan komen. Supaya aku tambah semangat buat ngetiknya.

Aku percaya kalo kalian semua orang baik. Dan Makasih jika kalian sudah mau memberikan vote dan komen💛

Bantu aku buat Promosiin cerita ini juga yah gengs. Maupun itu ditiktok, Instagram, atau sosmed lainnya. Kalian juga bisa promosiin buat temen-temen Kalian juga yah💛

Jangan lupa juga komen setiap part yang kamu suka yah.

Happy Reading

___________________________

___________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kamar diapartemen Rey saat ini sedang ramai karena didalamnya ada dokter yang sedang memeriksanya. Dan disana pun ada kedua orang tua Rey yang tadi dihubungi Demian dan Riski memberitahu bahwa Rey sakit.

Tidak lupa, disana ada Mayang yang masih belum pulang karena tak enak dengan kedua orang tua Rey sehingga dia masih setia berdiri disamping Riski.

"Terimakasih dok!"ucap Aldebaran sambil bersalaman dengan dokter.

Dokter mengangguk."Sama-sama Pak. Jangan lupa kasih tau Rey kalo obatnya harus diminum dan jangan minum alkohol lagi."

Aldebaran mengangguk paham."Baik pak."

"Kalau begitu saya pamit dulu."

Aldebaran mengantar dokter itu keluar apartemen Rey dan Sintya pun langsung menghampiri Mayang.

"Makasih yah May kamu mau urus dia sebelum Mama datang."ucap Sintya.

Mayang mengangguk dengan kikuk."Aku gak sendiri kok. Ada Ka Riski sama Ka Demian juga yang bantu."

Sintya tersenyum dengan manis lalu menatap Demian dan Riski."Makasih yah kalian udah mau selalu disamping Rey."

Demian terkekeh mendengarnya."Biasa aja lah tante, lagian kita itu sebenarnya penasaran aja liat Rey kalo mabok itu gimana. Makanya kita tetap disini."ungkap Demian santai membuat Riski disebelahnya memukul kepala lelaki itu.

"Mulut lo!!"

Sintya dan Mayang tertawa melihat kelakuan kedua orang itu. Mereka sebenarnya tau kalau Demian hanyalah bercanda.

"Ma.."panggil Aldebaran kepada Sintya.

Aldebaran menatap putra sulungnya yang masih belum sadarkan diri."Rey kayanya butuh istirahat, kita juga kayanya gak bisa bawa Rey kerumah kalo belum sadar."

Sintya mengangguk lalu berjalan kesisi kasur Rey duduk disana mencek suhu tubuh Rey."Badannya juga gak terlalu panas Pa."

Aldebaran mengangguk."Syukur lah kalo gitu. Lagian sih gaya banget mabok-mabokan, bukannya plong malah jadi sakit."

PACARKU KETUA BEM ( REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang