Sudah satu minggu Sakura menyandang nama Uchiha. Selama itu pula hubungannya dengan sang suami tak ada perkembangan. Fokus hanya pada riset, studi, dan karir. Tak ada list nama Sakura di hidup Uchiha Sasuke.
"Apakah Sakura memperlakukan Sasuke dengan baik, ya? Bagaimana makanannya? Apa Sakura memperhatikan kesehatan Sasuke?" Mikoto bertanya-tanya kondisi putra bungsunya, "bagaimana kalau Sakura membenci Sasuke dan melakukan hal-hal jahat?"
"Daripada mengkhawatirkan Sasuke, aku jauh lebih memikirkan Sakura. Apa Sasuke benar-benar jadi suami yang baik untuknya"
Tak kuasa membayangkan, Mikoto memejamkan mata bergidik, "benar juga. Aww, pasti malang sekali Sakura kalau kalah dengan buku-bukunya di ruangan"
Ya itu putramu, gumam Fugaku. Padahal ia hanya mendidik agar anak-anaknya rajin belajar sesuai porsi. Tak disangka efeknya sangat besar sampai-sampai membuat mereka menggilai ilmu pengetahuan.
Pertama, Itachi. Menikah di usia yang sama seperti sang adik empat tahun silam. Bertemu dengan istrinya saat menghadiri seminar beasiswa S3 biomedik Jerman. Kemudian keduanya menjalin kasih dan memutuskan menikah di tengah studi. Itupun karena paksaan Mikoto yang tidak tega dengan usia Izumi.
Sekarang putra kedua, Sasuke. Walau memilih lanjut studi dalam negeri, tapi perhatiannya tak pernah lepas dari buku. Menjadi mahasiswa S3 sekaligus dosen di tempat menimba ilmu. Peraih nilai sempurna di tiap jenjang perkuliahan. Legenda hidup universitas.
"Kalau kau penasaran, kenapa tidak menengoknya saja?" Fugaku menangkap kecemasan terlukis di wajah sang istri.
"Kau benar. Akhir pekan ini kita mengunjungi mereka, ya?!" kedua tangan Mikoto menyatu dengan milik Fugaku. Jari jemarinya saling mengunci agar suaminya tak berkelit.
...
"Begitulah ceritanya" dengus Fugaku, "dia terus saja khawatir. Padahal keinginan agar Sasuke menikah telah terpenuhi"
"Bagaimanapun, seorang ibu memang beda dengan ayah yang hanya memikirkan singkatnya saja" Kizashi terkikik, mengingat masa lalu.
Ya, keinginan itu ada sejak lama. Hingga akhirnya terwujud akibat persetujuan dua pria paruh baya setahun kemarin. Berdasarkan dua permasalahan beda, dua ayah sepakat menjodohkan anaknya. Seketika ingatan mereka melayang ke masa lalu.
"Kizashi-san, ramen seperti biasa ya!"
"Hai"
Haruno Kizashi sang pemilik kedai ramen rujukan pegawai nomikai pun sigap melayani. Pelanggan setianya, Uchiha Fugaku selalu mampir dua atau tiga hari sekali selama seminggu. Entah sendiri atau membawa rekan kerja, Fugaku rutin berkunjung.
"Jangan lupa 'tambahan'nya" Fugaku mengedipkan salah satu mata, memberi isyarat, 'hari ini kerjaanku banyak sekali. Aku butuh untuk merilekskan pikiranku'
Kizashi terkikik, "ah, hai hai. Kau sudah bekerja keras, Fugaku-san"
Tak berapa lama, ramen Fugaku tiba. Salah satu alasannya berlangganan di kedai Haruno karena waktu tunggu yang sebentar. Belum lagi pelayanan ramah setiap pegawainya.
"Silahkan dinikmati, Fugaku-san"
"Aah arigatou" Fugaku nampak tak sabar menyantap hidangan spesial Kizashi, "ngomong-ngomong bagaimana kabar putrimu?"
"Dia baik. Tapi agak trauma mengikuti acara kencan buta ajakan temannya"
"Hahaha, naze? Bukannya Sakura-chan gadis baik? Tak mungkin anak laki-laki jahat padanya"
"Daripada baik, mereka bilang Sakura tidak berkesan. Terlalu kaku dan manly. Kurang asyik dan tak bisa berdandan. Makanya tak ada yang memilihnya"
SLURRP. AH! Sruputan Fugaku terhadap kuah ramen yang kental. Sebuah alasan lain mengapa dirinya doyan ramen Kizashi.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕆𝕏𝕐𝕋𝕆ℂ𝕀ℕ
Чиклит| On Going || #sasusaku pairs | 🔞 Mature but doesn't contain explicit contents 🔞 Uchiha Fugaku dan Haruno Kizashi mengatur sebuah rencana tanpa persetujuan putra-putri mereka. Adanya kecemasan dari dua ayah tersebut berujung pada kesepakatan final...