Bekal Penuh Cinta.

2K 264 15
                                    

Dua hari lalu, pasangan baru Uchiha tepat menginjak bulan kedua usia pernikahan. Tak ada perayaan spesial. Tak ada bunga, kencan istimewa, ataupun kejutan berarti. Pasangan unik yang menikah karena perjodohan tersebut tidak terlalu peduli dengan peringatan begitu.

Hari-hari biasa terus berjalan dalam rumah tangga mereka. Saling diam, mengecap kata, berdebat, dan berlalu. Setelah itu akan berulang lagi bak sebuah siklus.

Mulanya Sakura sebal dengan tingkah tak tau aturan suami. Menikahi seorang intelek dengan tingkah laku yang egois adalah mimpi buruk. Pernikahannya tak seindah harapan kala menonton atau mendengar cerita seorang putri dan pangeran.

Kau hebat bisa bertahan sejauh ini, apresiasi Sakura pada diri sendiri tiap pagi.

Setelah membuka mata, Sakura melesap menuju kamar mandi. Sekurang-kurangnya, dia harus bangun satu jam sebelum Sasuke. Membersihkan diri agar wangi dan menambah kesan cerah ketika suaminya terbangun.

"Masak apa hari ini?" Sakura berkeliling mencari bahan yang tersimpan di kulkas dan lemari dapur. Khilaf, dia menepuk dahi, "ya ampun aku belum me-restock kebutuhan"

Walhasil Sakura masak ala kadarnya. Nasi goreng adalah andalan alternatif kala bahan masakan tersisa sedikit. Yang terpenting, Sasuke harus sarapan dulu sebelum berangkat.

"Ohayou" sapa Sakura mendapati sang suami terbangun.

Sasuke membalas dengan ucapan yang sama. Matanya selalu terbuka setiap Sakura memulai aktivitas dapur. Memang, masakan Sakura adalah alarm bagi Sasuke.

Keseharian yang biasa. Mandi, sarapan, bergegas menuju kampus. Punya istri atau tidak, kegitannya begitu-begitu saja. Hanya yang membedakan adalah, diri dan rumah Sasuke jauh lebih terawat.

"Ittekimasu" pamit Sasuke jika kakinya sudah melangkah melewati pintu ruang depan.

"Ittera- matte yo! Ponselmu tertinggal" Sakura berlari, mencabut charger dan menyerahkan hp milik suami.

"Baa-baa tak perlu repot begini. Aku sudah ada Sakura yang rajin memasak" cuap Sasuke di depan rumah sembari menerima sekotak makanan dari nenek sebelah rumah.

"Sou ka? Yokatta ne, Sakura-chan pintar memasak ya. Kue sifon tempo hari juga enak sekali. Tidak kalah dengan yang dijual di pasaran"

Sakura tersenyum tulus dari hati. Rasanya senang saat mendengar Sasuke membanggakan dirinya di depan orang lain. Meskipun kenyataan yang sebenarnya Sasuke tidak pandai memuji.

"Ah itu dia Sakura-chan. Kochi-kochi" sang nenek melambaikan tangan memanggil.

Sasuke nampak salah tingkah, "ada perlu apa?"

"Ponselmu tertinggal"

Shannaro! Jangan meninggalkan ponsel sembarangan. Nanti kau tidak bisa memberitau sudah makan di luar atau belum!

"Hai, arigatou" Sasuke menerima ponselnya, "Baa-baa aku berangkat dulu"

"Hati-hati ya!"

Sasuke memacu mobil segera. Waktu tempuhnya sedikit berkurang karena harus berhadapan dengan Uruchi, nenek sebelah rumah. Berasal dari marga yang sama, Uruchi masih berstatus kerabat dari Sasuke.

"Gomennasai, apa suamiku merepotkan anda lagi?"

"Iie iie, dia anak baik. Sampai sekarang pun aku bersyukur dia bisa menikah dengan wanita manis dan baik juga sepertimu" mata Uruchi menyipit karena terharu, "Sasuke terlihat bangga hidup bersamamu, Sakura-chan"

"A-ah, arigatou. Anda berlebihan, Uruchi-san. Un.. tokorode, silahkan masuk"

"Tolong jangan panggil aku begitu. Panggil layaknya Sasuke memanggilku" Uruchi mencoba mengakrabkan diri, "kau kan istrinya, berarti sudah kuanggap sebagai cucuku pula"

𝕆𝕏𝕐𝕋𝕆ℂ𝕀ℕ ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang