Oksitosin.

597 77 8
                                    

"Tadaima"

Kedatangan Uchiha Sasuke tak bersambut secepat kilat. Istrinya tak lincah seperti yang lalu-lalu. Wanita itu kian lamban berjalan. Saking pelannya, terkadang perlu memapah punggung yang pegal.

"Okaerinasai" ratu di mansion Uchiha menghampiri, membantu melepas jas yang dikenakan suami, "tumben pulang awal?"

"Hari ini perpisahan dengan orang-orang Suna. Besok langsung pindah ke Oto" Sasuke merampungkan penjelasan seraya mencium perut istrinya, "tadaima, putriku"

"Sou ka? Omedetou" senyum bangga merekah dari bibir tipis.

"Tokorode, aku bawa daging sapi. Yashamaru-san memberi hadiah voucher belanja di pusat pemotongan hewan"

"Yokatta~ bagaimana kalau pesta yakiniku? Anggap sebagai perayaan sederhana"

"Boleh"

Tak lekas mengolah bahan, wanita Uchiha bertolak ke kamar mandi. Posisi matahari condong ke barat merupakan jam-jam bersih diri. Akan tetapi, pria kekar menghalanginya.

"Mau mandi bersama?"

"Tidak ma- uhm, maksudku, Sasuke-kun baru saja pulang"

"Aku tidak repot" balas santai pria Uchiha kemudian menggantung jas, "aku bisa membantu menggosok punggungmu"

"Baiklah~"

Pasutri berdua berada dalam satu kubangan. Bath tub yang Sasuke beli jauh-jauh hari memang diperuntukkan sesuatu macam ini. Bermesraan sambil menikmati waktu nan intens.

Menjadikan dada bidang sebagai sandaran, wanita berbadan dua meregangkan tubuh. Penyangga punggung itu tak lagi datar. Otot-otot menyerupai roti sobek tereduksi. Kini tinggal tumpukan lemak dan endapan makanan yang membuat makin buncit. Maklum, bulan-bulan belakangan disibukkan menuruti banyak kemauan hingga tak sempat olahraga rutin.

"Lama juga" decak Sasuke tiba-tiba.

Terbersit kisah panjang sampai di titik sekarang. Dua pribadi canggung yang mencoba memancing kehadiran oksitosin dalam rumah tangga. Keengganan untuk berbagi privasi atau sekedar saling sentuh. Tak mengira bahwa akhirnya bisa saling terbuka menanggalkan rasa malu.

"Apanya?"

"N-nan demo nai"

Perhatian Sasuke berganti. Tatapannya mengarah ke depan, tepat di bagian abdomen wanita yang semakin melembung. Tangan yang disampirkan pada pinggiran jolang mandi beralih mengelus perut istrinya.

"Sebentar lagi dia akan lahir"

"Aku tidak sabar"

Calon ayah tersebut menopangkan dagu pada bahu si wanita. Memeluknya dari belakang. Membiarkan waktu mengalir. Sengaja lebih lama agar terus bermanjaan.

"Ada apa sih?"

Tertawa kecil mendapati suaminya sangat menempel, wanita yang sedang hamil mendekatkan kepala pria berambut wolf-cut. Benar kata sebuah artikel. Semakin laki-laki jatuh cinta, ia bak bocah cilik yang haus kasih sayang.

"Nan demo nai"

Sementara lelaki itu nyaman dalam dekapan perempuan nuansa cerah. Sudah berulang-ulang terjerembab peristiwa kelam, namun Sakura senantiasa mengulurkan tangan. Menuntun ke jalan penuh cahaya layaknya ibu. Ya, semakin perempuan jatuh hati maka dia akan bersikap keibuan.

"Eeh, jangan merambat kemana-mana dong!" Sakura menarik diri ketika merasakan desir di area sensitif.

"S-suman" khilaf Sasuke. Refleks ngaco pria serigala acap kali menyulut rajukan.

𝕆𝕏𝕐𝕋𝕆ℂ𝕀ℕ ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang