Sore itu, pria berbadan 182 cm tertunduk lemas. Seminar dari endokrinolog masyhur kampus sukses membebani pikiran. Lagi-lagi ia tersindir terkait bahasan oksitosin yang mengingatkan pada rumah tangganya.
"Doushite yo, Sasuke?" Kiba yang kebetulan bertemu Sasuke pulang langsung menyapa.
"Nande mo nai"
"Uuzt.. apa ini tentang Sakura-san?" goda Kiba. Tidak biasanya wajah Sasuke suntuk serta tak ingin bergabung bersama Naruto dan Sai.
"Urusai. Kenapa kau bisa di fakultasku?"
"Tadinya aku ingin bertemu Sai, tapi dia bilang mau ke perpustakaan. Jadilah aku bertemu denganmu"
"Tck. Kalau begitu kita tak ada keperluan"
"Oi oi, buru-buru sekali" cegah Kiba. Jika dipikir-pikir, dari ketiga kawannya, ia paling jarang berkomunikasi intens dengan Sasuke, "katakan padaku. Ada apa dengan rumah tanggamu?"
"Mou. Kami baik-baik saja. Hampir empat bulan dan semua lancar" alih Sasuke.
Hn, empat bulan ka? Tidak terasa juga, gumam lelaki Uchiha.
Wajah Sasuke masih tertekuk. Kiba jelas bisa membaca meski kawannya berkilah sedemikian rupa. Hubungan pria dan wanita selalu lebih rumit dibanding pelajar dengan buku.
"Daijoubu daijoubu kalau tak mau cerita. Chinami ni, aku punya seri Icha Icha lanjutan kalau kau mau" bisik Kiba, "dijamin membuatmu membara"
"Tck" godaan buku tentu tak mudah ditolak. Meski Icha-Icha jilid pertamanya belum khatam, Sasuke asal menerima seri kedua dan memasukkan ke tas.
"Kalau merasa kesulitan memahami, kau bisa menghubungiku!" seru Kiba melepas Sasuke yang memacu mobil cepat, "dasar dia itu bucin sekali. Tidak sabar pulang memandangi wajah istrinya"
Bukan. Terkaan Kiba jelas salah. Sasuke malah ingin menghindari Sakura beberapa hari ini. Jiwa merajuk istrinya sudah tahap dewi.
Bermula dari amarah minggu lalu sebab menghabiskan tomat. Esoknya sebelum Sasuke sempat bicara empat mata, Sakura sudah lebih dulu memborong 3 kilo tomat dan memamerkannya di meja makan. Seolah bukti penebusan dosa karena menggunakan satu buah tomat stok untuk menjamu Naruto.
Kira-kira sajian tomat apa lagi malam ini?
Pria itu mendengus. Tiap hari ia dijejali tomat. Pagi miso tomat. Siang, bekal berupa onigiri isian tomat. Dan malam, terkadang ia hampir terkecoh dengan sajian sang istri.
Pernah di satu malam Sasuke bersyukur. Menu makan malam bukanlah tomat. Melainkan hamburger dengan baluran saus tomat. Setidaknya ia tenang, kadar tomat hari itu berkurang.
Namun Sasuke salah sangka. Irisan daging panggang lezat yang ia bayangkan sangat juicy lumer di mulut ternyata sebuah tipuan. Lempengan daging tersebut ternyata tomat yang dipadatkan sedemikian rupa.
Malam lainnya juga sama. Pasta yang ia sangka dipenuhi taburan daging cincang rupanya potongan tomat seukuran dadu. Lama-lama ia bisa muak dengan makanan favoritnya.
"Tadaima" salam Sasuke diberengi napas panjang.
"Okaerinasai. Istirahatlah, aku akan memasak untuk makan mal-" sambut Sakura membantu suami melepaskan jas.
"Apakah hari ini tomat lagi?"
"Tentu saja. Apa lagi? Kau menyukainya, kan?"
Sasuke memasang wajah melas, "Sakura, sampai kapan ini berlangsung?"
Sakura menatap ke bawah, menghindari kontak mata sang suami. Rasa kesal tempo hari masih berbekas. Bagaimana Sasuke membentaknya, bahkan di depan orang lain. Jelas martabat Sakura serasa direndahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕆𝕏𝕐𝕋𝕆ℂ𝕀ℕ ✔️
Literatura Feminina| COMPLETED 18/11/2024 || #sasusaku pairs | 🔞 Mature but doesn't contain explicit contents 🔞 Uchiha Fugaku dan Haruno Kizashi mengatur sebuah rencana tanpa persetujuan putra-putri mereka. Adanya kecemasan dari dua ayah tersebut berujung pada kesep...