"Kenapa kau tidak pernah mem-publish istrimu, huh?" Inuzuka Kiba, calon dokter hewan spesialis membuka pembicaraan di tengah kumpul-kumpul ringan empat pria.
"Kau kira dia jurnal atau penemuan sampai harus dipublikasikan?" seperti biasa Sasuke mengacuhkan pertanyaan tak berbobot orang lain.
Berbeda dengan dua orang sebelumnya, Uzumaki Naruto, teman kuliah satu program doktoral dengan Sasuke lebih antusias,"bagaimana rasanya menikah hm? Hm? Mantap sekali pastinya?!"
"Biasa saja"
"Uso janai yo!" Naruto tak percaya. Tidak mungkin membangun hidup baru rasanya standar.
"Aku yang berpengalaman tapi kalian yang menyanggah. Aneh"
"Teme, justru kau yang aneh! Dimana-mana menikah itu enak. Siapapun yang kutanya pasti bilang begitu. Menikah enaknya 1%, 99% lagi enak banget!"
Sasuke memindahkan pembatas buku pada halaman yang dibaca, "jangan beracuan pada ucapan orang, Dobe. Semua harus berdasarkan riset dan literatur"
"Kau gila? Kalau menyoal perasaan itu kau tidak butuh sumber apapun"
Naruto benar-benar tidak terima. Sebagai jomblo 27 tahun dia sangat ingin memiliki kekasih. Sedikit iri dengan sahabatnya yang kutu buku justru menikah lebih dulu.
"Aku ingin tau bagaimana rumah tangga kalian.. bagaimana kalian bisa menikah?" Sai, pria paling pendiam diantara ambil suara. Tak ada yang menyangka jika dirinya sampai bisa penasaran dengan pernikahan Sasuke.
"Sudah kubilang, perjodohan" Sasuke menutup buku, "aku tidak mencintainya"
"Tapi bukan berarti kau benci dia kan, seperti telenovela yang sering dilihat kekasihku" sanggah Kiba lalu menirukan suatu adengan, "oh Sasuke-kun, tega sekali kau padaku. Aku tau kau tak mencintaiku karena perjodohan, tapi bukan begini caranya"
"Baka Kiba. Kau kehilangan nalarmu gara-gara menonton acara begitu dengan pacarmu" Sasuke berupaya memisahkan diri dari kawannya. Urusan pernikahan tidak terlalu penting baginya.
"Matte matte. Sai benar. Bagaimana cara kalian bertemu? Apa kau pernah kencan?" Naruto menahan lengan Sasuke. Dia tau Sasuke pasti segera menghindar.
"Pernah. Sekali"
"Wuii" sorak Kiba dan Naruto, "sekali tapi sangat lama, bukan? Kau sengaja mendalami kepribadiannya dalam sekali bertemu?"
"Tidak, kami berkencan selama dua setengah menit"
"Hah?!" Naruto tercengang, "kau ini.. arrgh benar-benar! Kenapa bisa orang sepertimu malah menikah duluan"
"Kau bahkan tidak tau cara memperlakukan perempuan" celetuk Kiba ikut kesal, "kalau begini terus, kau tidak akan bisa membangkitkan oksitosin dalam rumah tanggamu"
Oksitosin, ka?
Tangan yang akan membalik lembar buku tebal itu terjeda. Otaknya bekerja mencari intisari lontaran kata Kiba. Tahap retrieval pun berlangsung. Kini otak si cerdas sedang memproses informasi.
Oksitosin. Biasa dikenal sebagai hormon cinta. Hormon hasil produksi sebuah kelenjar bernama hipotalamus yang kemudian disekresi melalui kelenjar pituitari. Hormon yang mendorong adanya perasaan kasih sayang antar hubungan manusia.
"Pernikahanmu sia-sia kalau kalian tidak bisa mengsekresikan hormon cinta" ulang Kiba sekali lagi.
Sai tidak tinggal diam. Sedikit banyak ia mengingat kajian endokrinologi pada seminar minggu lalu, "dengar-dengar kerja oksitosin pada pria bisa mempengaruhi kesetiaan. Jadi kalau tak ada oksitosin yang dihasilkan dalam dirimu, bisa jadi tidak ada kesetiaan dalam dirimu"
![](https://img.wattpad.com/cover/296329006-288-k751010.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕆𝕏𝕐𝕋𝕆ℂ𝕀ℕ ✔️
Жіночі романи| COMPLETED 18/11/2024 || #sasusaku pairs | 🔞 Mature but doesn't contain explicit contents 🔞 Uchiha Fugaku dan Haruno Kizashi mengatur sebuah rencana tanpa persetujuan putra-putri mereka. Adanya kecemasan dari dua ayah tersebut berujung pada kesep...