Ada yang Subur tapi Bukan Tanaman.

2K 203 11
                                    

Sejak kejadian belanja bersama, Sasuke memutuskan mengikuti jejak sang ayah untuk menjadi family man. Mengeliminasi seluruh kegiatan di akhir pekan. Seluruh waktu dan energi berpusat pada keluarga.

Sayang niatan itu tak disambut baik istri. Sakura justru mengira kelakuan Sasuke aneh. Kejadian tak biasa selama dua minggu belakangan.

Jangan-jangan dia ingin memastikan apa aku rajin mengerjakan pekerjaan rumah atau tidak?! , sangka Sakura buruk.

"Apa kau tidak ingin pergi ke luar saja? Misalnya dengan teman-temanmu?" ungkap Sakura dengan tatapan sayu.

Sasuke terbelalak. Apakah yang barusan itu kode atau bukan. Buku Icha-Icha dari Kiba baru dibacanya sampai bab 2, tentang cara memahami pasangan.

'Wanita tidak suka mengutarakan keinginan secara langsung. Terkadang wanita memberikan kode-kode tertentu. Oleh sebab itu pria harus peka'

"Apa kau ingin jalan-jalan bersamaku?" Sasuke menawari tanpa jeda berpikir. Ia tak mau dianggap memiliki otak Pentium 3 yang lambat memproses.

"Hah?!"

Di luar nalar, Sakura menyengir tidak suka. Benaknya berkata jika Sasuke ingin mengetes apakah dia istri materialistis atau bukan. Mengingat dia pernah belanja bersama Sasuke dan kalap membeli barang banyak sekali.

"Apa aku terlihat sebegitu menganggurnya?" lanjut Sakura.

Sasuke merutuki Icha-Icha. Teori di dalam buku tersebut tidak 100% valid. Nyatanya ia memancing mood buruk Sakura.

"Baiklah, aku akan keluar"

Kehilangan sifat stay cool, Sasuke mendengus. Mungkin Sakura jengah memperhatikan Sasuke yang tidak melakukan aktivitas berguna. Ia kemudian menyambar kunci mobil untuk berkelana kota.

KRING.. Telepon berbunyi bertepatan dengan derap Sasuke menuju pintu luar. Sakura segera mengangkat.

"Moshi-moshi, rumah keluarga Uchiha" sapa Sakura riang mendapat telepon. Beberapa detik kemudian raut wajahnya berubah.

Usai berbincang ala kadarnya, Sakura menutup telepon. Kakinya berlari ke pintu, mencegah sang suami agar tak meninggalkam rumah. Memekik dengan kencangnya untuk memberi peringatan.

"Matteeee!" Sakura terengah-engah menyusul suami yang hampir memacu mobil, "ibu dan ayahku.. hah.. hah.. mereka akan kemari dua jam lagi"

"Hn?!" tidak kalah kaget, Sasuke melotot, "kenapa mendadak sekali?"

"Wakanai yo! Mereka juga baru saja memberi info"

Tck. Kami tidak punya persiapan, gigi geligi Sasuke bergesekan.

"Baiklah. Kita harus siap-siap" meninggalkan mobil, Sasuke berbalik masuk rumah. Menata setiap perabotan romantis dan menyiapkan latar yang mengisyaratkan pasangan harmonis.

Sakura menyiapkan hidangan beserta gelas couple ala-ala pasangan dimabuk asmara. Sedang Sasuke sibuk menata kamar, menyembunyikan fuuton yang dipakai serta memindah bantal di kamar tidur utama. Keduanya juga berbagi tugas untuk beres-beres rumah.

"Tolong pel terasnya ya! Tadi aku cuma menyapu saja"

"Hn" Sasuke setuju tanpa ribut menolak.

Hingga satu setengah jam berlalu, rumah nampak kinclong. Sasuke dan Sakura berpandangan. Mereka meringis. Tak menduga bisa menyiapkan segalanya dalam waktu singkat.

Pukul sepuluh tepat, orang tua Sakura datang. Mebuki langsung menciumi anak sematawayang, lama tak berjumpa. Wajahnya juga terlihat berseri mendapati sang menantu sedang di rumah.

𝕆𝕏𝕐𝕋𝕆ℂ𝕀ℕ ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang