Kunjungan Orang Tua.

1.7K 225 13
                                    

Setelah serangkaian perdebatan, hari yang dinantikan tiba. Rumah pasutri baru Uchiha telah didesain sedemikan rupa demi menampakkan kemajuan hubungan mereka. Foto-foto berdua yang terpanjang di dinding, kamar tidur yang diciptakan seakan untuk tidur berdua, bahkan peralatan makan couple di meja makan telah tersedia. Properti-properti yang dibeli mendadak kemarin rupanya berguna juga.

"Wah, foto ini mesra sekali! Kalian sangat dekat ya!" puji Mikoto antusias melihat jajaran foto di buffet ruang tamu.

"Hn yah.. begitulah"

Fugaku menemukan keraguan dalam tanggapan Sasuke, "siapa yang memotretnya?"

"N-Naruto"

"Waw, bahkan kau sudah memperkenalkan Sakura pada teman-temanmu? Sudah Ibu duga kau pasti bangga dengan Sakura"

"Ehehe.. Mikoto-san.. anoo maksudku.. Kaa-san terlalu melebihkan" kali ini Sakura mengimbangi akting Sasuke. Untuk pertama kalinya keduanya setuju dalam satu hal.

Berbohong.

"Kaa-san, aku harus ke dapur. Kukisnya sudah matang" tak ingin lama berpura-pura, Sakura mencari cara menghindari obrolan.

"Baiklah" angguk Mikoto kemudian berfokus ke putranya, "Sasuke, kenapa di foto ini kau sangat cuek? Cobalah menjadi ekspresif seperti Sakura.."

"Um.. Kaa-san, aku ingin membantu di dapur. Dia pasti kerepotan" sela Sasuke sebelum sang ibu bicara banyak.

Mikoto memeluk lengan Fugaku, "ternyata tak ada yang perlu kita khawatirkan. Mereka sangat romantis dan saling membantu"

"Uhm ya" tidak seperti istrinya, Fugaku masih menemukan titik canggung di antara anak dan menantunya.

Sementara Mikoto dan Fugaku meneguk teh chamomile yang telah tersuguh, Sakura dan Sasuke membahas hal yang serius. Mengikuti sang istri, Sasuke berlalu menuju dapur. Ia langsung pasang badan di hadapan Sakura.

"Berlagaklah antusias di depan Kaa-san!" perintah Sasuke setengah berbisik.

"Kau menghampiriku cuma mau bilang itu?" Sakura menaikkan alis, "baka. Mengacalah sendiri. Kau yang kelihatan kikuk"

Tck, suka sekali memutar-balikkan fakta.

Sasuke berbalik ingin meninggalkan Sakura, namun urung kala menduga ibunya akan bertanya macam-macam. Dengan segala alibi, Sasuke masuk ke dapur lagi. Beraksi seolah-olah peduli pada Sakura.

"Apa yang bisa kubantu?"

"Tidak ada. Kembalilah ke mereka"

"Apapun juga boleh"

"Tidak perlu"

"Misalnya mencuci perabotan?"

"Mengapa tiba-tiba kau mau mengatasi itu semua?"

"Hn, kulihat kau sibuk membuat kukis makanya akan kuringankan pekerjaan rumahnya" argumen Sasuke.

"Tidak perlu! Kehadiranmu di sini malah menambah sesak dapur, tahu!" bentak Sakura yang tak suka diganggu saat menyiapkan hidangan.

Dengan kesal Sakura berbalik dan menyeret kakinya berjalan menjauhi tempat Sasuke berdiri. Sandal yang dikenakannya mendadak licin. Tak disangka, tumpahan tepung di lantai membuat Sakura tergelincir.

"Hati-hati" Sasuke menahan Sakura agar tak sampai terjatuh. Terlambat sepersekian detik mungkin akan terlambat.

Jantung Sakura seperti berhenti berdetak. Selama berumah tangga, baru kali ini dia merasakan sentuhan Sasuke. Telapak tangan besar dan kekar itu mencengkram lengan Sakura dengan kuat.

𝕆𝕏𝕐𝕋𝕆ℂ𝕀ℕ ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang