Suami Istri yang Seharusnya.

3.2K 251 29
                                        

Pasutri Uchiha beruntung bisa menginap di ryokan terbaik seantero distrik. Usut punya usut, ryokan mewah mereka sudah ada sejak zaman Meiji. Tentu bukan kebetulan semata, karena pilihan resort sengaja dipilihkan sang ibu, Uchiha Mikoto, demi memanjakan putra-putri menantu.

"Pemandangannya indah sekali" puji Sakura di tengah waktu berendam. Tempat berliburnya ternyata memiliki rotenburo luar biasa luas. Amat memanjakan bagi siapapun pengunjung di sana.

Sementara Sakura menikmati sajian pemandangan pemandian air panas terbuka, Sasuke lebih dulu mentas. Ada target yang harus ia kejar. Namun sebelumnya, ia butuh memesan minuman agar tubuhnya tetap hangat.

"Satu sake hangat saja?" tanya seorang nakai pria yang bertugas melayani tamu.

"Hn"

Sejenak Sasuke berpikir. Agak egois bila ia memesan untuk diri sendiri, kira-kira apa kesukaan Sakura?

Khawatir mood labil istrinya kumat, Sasuke tidak berani memilih minuman. Sebagai ganti, iapun mengirim chat agar Sakura memutuskan minuman hangat sesukanya.

"Nii-san?" buru-buru Sasuke mengangkat telepon dari sang kakak. Nama kontak itu muncul di layar ponsel tepat setelah mengirim pesan pada istri.

"Langsung antar ke kamar saja" perintah Sasuke pada nakai kemudian bersibuk di telepon. Penasaran dengan kabar gembira tentang kelahiran si keponakan.

Di sisi lain, Sakura bersiap menuju kamar. Berendam cukup lama rupanya memberikan aura positif baginya. Kebetulan ketika akan membuka pintu, seorang nakai wanita datang mengantar pesanan.

"Pesanan untuk Uchiha-san"

Sakura memincingkan mata. Dia tidak pesan sake. Hendak menghubungi Sasuke, sayang hp nya kehabisan baterai.

Kemungkinan Sasuke-kun yang pesan. Jelas-jelas pelayan menyebutkan nama Uchiha, gumam Sakura.

Wanita surai merah muda lalu masuk ke kamar membawa sake hangat. Di atas nampan ada sebuah tokkuri ukuran sedang dan dua ochoko. Padahal Sakura kira minuman itu untuk suaminya seorang.

"Demo.. kenapa ada dua gelas? Apa Sasuke-kun juga.. ingin mengajakku minum?" wajah Sakura memerah. Seingatnya, setitik pun belum pernah meneguk hal serupa meski ayahnya sering menghidangkan di kedai.

Duh.. bagaimana kalau nanti aku bertingkah macam-macam? Tapi ini.. Sasuke-kun berusaha melakukan hal romantis.. Tidak! Kau harus melakukannya!

Sakura bimbang harus ikut minum atau tidak. Menyadari diri bahwa dampak dari alkohol bisa menghilangkan kewarasan. Ia pun berusaha dengan caranya.

Mungkin coba sedikit sebagai latihan?

Salah satu ochoko porselin terisi sampai separuh volume. Sakura menelan ludah. Meragu, apakah ini akan baik-baik saja.

Daijoubu daijoubu, ini hanya sedikit.

Sakura menenggak cepat setengah gelas sake. Layaknya minum obat, ia memejamkan mata. Lidahnya tak sempat ia beri tenggat waktu dalam menikmati rasa sake.

"Blah! Sangat menyengat!" seru Sakura. Tak menyangka, pengalaman minum alkoholnya berlangsung dalam hitungan detik.

Beberapa saat kemudian, Sasuke menyusul masuk ke kamar. Wajahnya agak dongkol. Iapun menumpahkan kekesalan pada Sakura.

"Anak mereka laki-laki. Nee-san dan bayinya sehat" buka Sasuke.

"Hounto? Yokatta ne. Kapan-kapan kita harus berkunjung!" respon Sakura girang. Tak sabar melihat bagaimana cucu pertama keluarga Uchiha, "demo.. kenapa kau terlihat tidak suka?"

𝕆𝕏𝕐𝕋𝕆ℂ𝕀ℕ ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang