Tidur Bersama.

2.1K 244 12
                                    

Hari berbeda di kediaman Uchiha. Kepala keluarga yang biasa membuka ponsel demi membaca jurnal kini melakukan kegiatan lain. Sepasang onyx bulat tak lepas dari e-katalog toko furnitur.

"Tumben tidak buru-buru" sindir Sakura melihat ketidakwajaran suami. Umumnya Sasuke segera mandi dan sarapan begitu bangun tidur.

"Hn" gumam Sasuke malas menanggapi panjang lebar.

Wajah Sakura merengut. Merasa tak digubris, dia mengintip laman ponsel tertera. Rupanya sang suami sibuk memilih spring bed keluaran terbaru dengan harga terjangkau.

"Mau beli tempat tidur?"

Sasuke mengangguk, "hn"

"Untuk di kamar depan?"

"Hnnn.. iie" geleng Sasuke.

Sakura makin kesal. Ia berkacak pinggang. Seluruh pertanyaan tak direspon dengan baik.

"Ne, dengar aku tidak?"

Bola mata pupil hitam mengedip lembut seraya mengarah ke istrinya, "minta dipedulikan bagaimana, hn?"

"C-chigai!" pipi Sakura menggembung, "ya.. aku kan kesal tidak dijawab memuaskan"

"Kau ingin dipuaskan?" tanya Sasuke meringis hingga gigi-geligi terlihat.

"B-bukan begitu!" bantah Sakura dengan ukuran pipi semakin besar.

Belum sampai satu minggu, Sasuke seakan mengode. Tentu saja, permintaan jatah bermain. Setelah mencoba dua kali, dirinya ingin terus mengulang. Berkreasi sebanyak mungkin menerapkan strategi lain dalam permainan.

Sakura adalah wanita pertama. Meski belum memiliki pengalaman apapun, Sasuke paham cara-cara tertentu memperlakukan lawan jenis di atas ranjang. Kalau tidak, mana mungkin ia sukses menjalani tes kesuburan.

'Nukleus suprakiasmatikus pria memang lebih besar dari wanita. Jadi kadar testosteron pria lebih banyak terproduksi. Ini berkaitan, mengapa laki-laki mudah sekali terdorong dalam konteks sensualitas'

Keterangan dokter berapa bulan lalu seolah menjadi tameng. Pria normal manapun pasti akan menyukai wanita bertubuh aduhai. Dan Sakura merupakan objek nyata dari segala fantasi yang tertuang di buku.

"Dasar mesum!" olok Sakura tiap mendapati Sasuke usil, "cepat sarapan dan berangkat sana!"

Aku pria normal tau! , batin si lelaki menyangkal.

"Hn, kau ingin sekali aku pergi dari rumah"

Sakura mengerucutkan bibir. Salah tingkahnya selalu tampak tiap Sasuke memasang tampang nakal. Walau senang dicandai, ia cenderung bingung bagaimana harus bersikap.

Sementara pria kaku makin berani. Sejak menjamah Sakura, hasrat puas selalu tercipta. Selama ini, tiap kepuasan tercapai karena menuntaskan target secara tepat. Namun beda halnya dengan bermain bersama Sakura. Ia tak perlu apapun dalam meraih rasa puas.

Sarapan di meja makan telah tersedia. Sasuke menyantap hidangan dan bergegas ke kampus. Ingin segera menyelesaikan pekerjaan. Tak sabar menanti akhir pekan.

"Aano.. apa besok Sasuke-kun keluar? Kalau ada acara, kebetulan aku ingin mengunjungi temanku yang sedang hamil. Tak apa ya?" mohon Sakura.

Dia punya kesibukan juga, hn?

"Boleh" jawab Sasuke sembari membenarkan simpul dasi.

Raut Sakura riang. Sesaat kemudian berubah karena mengkhawatirkan sesuatu, "d-demo.. apa Sasuke-kun benar ada acara di luar?"

"Iie"

"K-kalau begitu aku batalkan saja! Aku akan menemani Sasuke-kun di rumah" tegas Sakura. Dirinya sangat menghargai waktu Sasuke. Lagipula tidak etis bila membiarkan suami sendirian ketika luang di rumah.

𝕆𝕏𝕐𝕋𝕆ℂ𝕀ℕ ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang