Mahasiswi Istimewa.

831 135 15
                                    

"Arigatou, Sakura" pamit Sasuke sambil mencium kening sang istri. Berlanjut, ia mencium perut yang kian berisi, "Papa akan kembali saat kau lahir"

Hari itu, pasutri Uchiha mengikrarkan janji. Selama si pria nun jauh di negeri orang, haruslah pintar-pintar menjaga diri. Begitupun si wanita yang tak boleh sembrono melakukan apa-apa sendiri.

"Ini hanya setengah tahun. Aku pasti menemanimu saat melahirkan bayi kita" cuap pria jangkung membelai rambut istri.

Sakura, dengan ditemani saudari ipar melepas terbang Sasuke yang akan mengabdikan diri di suatu institut di Jerman berkat tawaran salah seorang profesor di Suna. Ketertarikan pada Sasuke berubah menjadi kepercayaan. Walau berat, Sakura telah bersumpah ingin melihat suaminya bahagia. Salah satunya dengan cara membiarkan pergi mengejar impian.

Aku tidak egois, kan?

Perjalanan yang akan ditempuh Uchiha Sasuke cukup lama. Terhitung 17 jam mengudara jika tak ada hambatan. Sebelum mencemaskan hubungan jarak jauh selama 6 bulan, Sakura lebih memikirkan bagaimana keadaan saat landing esok hari.

Paling cepat besok sore ya.

Sang kakak ipar memutuskan untuk tinggal menemani Sakura. Tentu ibu hamil tak bisa bekerja serampangan. Serta, sedikit demi sedikit ia perlu mengajarkan tips parenting bagi calon ibu tersebut.

"Aku tidak mengira bisa tinggal denganmu!" seru Uchiha Izumi setelah puas menikmati makan malam buatan Sakura, "aku perlu banyak belajar urusan memasak. Tehe~"

Wajah Sakura selalu memerah tiap 'hasil karya' miliknya dipuji, "ah, itu hanya hidangan biasa"

"Hounto desu! Tidak heran Sasuke selalu membanggakan masakanmu yang enak"

"Benarkah?" wanita musim semi tersenyum kecut. Prianya memang tak pandai berterus terang.

"Uhm!" angguk Izumi pasti, "tokorode, apa yang kalian lakukan saat makan malam begini?"

Nyonya muda Uchiha menghela napas. Sedikit kesal jika mengingat keseharian yang terlalu biasa, "setelah makan malam, Sasuke-kun selalu menonton tv. Mengupdate kabar terbaru, katanya"

Izumi terkikik, "benar-benar tidak berubah ya!"

Sakura tercengang. Ternyata kegiatan itu memang kesukaan suaminya sejak dulu. Satu fakta terbaru yang berhasil ia ketahui.

"Fugaku-san, Itachi-kun, dan Sasuke punya kebiasaan turun-temurun" terang Izumi seraya menyalakan televisi, "dan sepertinya menular kepadaku juga"

Keduanya tertawa bersama. Dua pria Uchiha berbeda dengan polah serupa. Malam itu menjadi malam keakraban bagi dua saudari yang terikat dalam naungan keluarga yang sama.

'Sebuah kecelakaan udara terjadi di jalur XXX. Pesawat destinasi internasional tujuan Jerman dilaporkan terjatuh akibat gangguan cuaca buruk di sekitar laut X. Pesawat tersebut diketahui memiliki nomor registrasi JA99XX dengan nomor penerbangan JALXX.'

Sejenak Sakura berhenti mengecap. Tubuhnya bergetar hebat. Napasnya seolah berhenti.

"Sakura.." Izumi cepat menoleh ke arah adik ipar, "jangan panik. Coba pastikan boarding pass yang Sasuke fotokan sebelum berangkat. Ada info nomor penerbangan di sana"

Bergegas, Sakura membuka ponsel. Hasil jepretan yang dikirim suami via aplikasi perpesanan instan dibuka. Mengeja tiap huruf, mencocokan sesuai dengan keterangan pembawa berita.

"Nee-san.. nomornya.." air meleleh dari ekor mata Sakura, ".. sama persis"

"Yosh, yosh. Tidak akan terjadi apa-apa. Kita doakan agar Sasuke selamat dan baik-baik saja" Izumi langsung memeluk Sakura. Mencegah pergolakan emosi yang mungkin akan berpengaruh pada kondisi janin.

𝕆𝕏𝕐𝕋𝕆ℂ𝕀ℕTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang