Selamat Datang.

1.2K 206 14
                                    

Hingar bingar memekakkan. Pujian atas kesuksesan Sai bertebaran. Seantero fakultas mengagungkan, melupakan Uchiha Sasuke yang pernah mengharumkan nama Konoha.

"Sai-san keren sekali! Sepertinya banyak mahasiswi menggandrungi akhir-akhir ini"

"Tidak keren saja, dia juga ramah. Berbeda dengan dosen idola yang satunya"

"Sst! Jaga mulutmu, Mitarashi-san. Kau tidak tau musibah yang menimpanya?"

Desas-desus dosen perempuan kerap menggelitik gendang telinga. Tiga serangkai yang paling suka menggosip dan menebarkan isu. Topik mereka belakangan ini bertahan antara Sai dan Sasuke.

Orang-orang payah. Bisa-bisanya membicarakan sesuatu saat orang yang mereka bahas berada di lokasi.

Mata Sasuke menyipit jijik. Ingin muntah mengetahui kelakuan dosen yang sekedar mengandalkan penampilan fisik. Nyatanya otak mereka dipenuhi omong kosong belaka.

"Ah, Sasuke-sensei! Mau ikut ke fakultas sebelah? Kudengar dosen-dosen kimia melakukan perayaan keberhasilan Sai-san. Oh, bukannya kau adalah sobat karibnya? Mari ikut merayakan!" seloroh salah seorang dosen pria berusia sebaya menepuk pundak dari belakang.

"Kami tak sedekat itu" Sasuke menepis rangkulan lawan bicaranya, "lagipula jam mengajarku sudah usai. Aku ingin pulang cepat"

Dahi dosen dengan postur wajah kotak mengerut. Sasuke yang dikenalnya jadi lebih ketus sejak masuk kerja lagi. Stigma negatif pun merajai otak dosen yang memiliki kualitas 11-12 dengan Sasuke.

"Dasar aneh. Paling-paling cuma iri pada sahabat sendiri"

Sasuke membanting pintu mobil. Mengacak-acak rambut yang biasa tersisir rapi. Menyumpah-serapah lingkungan kerja yang memicu stresor.

Urusai! Urusai! Urusai!

Dunia Sasuke berpaling. Pasca tragedi pahit yang dialami, dunia menjauh seolah tak mendukung sama sekali. Akademik yang dibanggakan menjadi neraka untuk stabilitas egonya.

Tiba-tiba nada pengingat berbunyi. Satu tangan menganggur berusaha menggapai ponsel hitam retak yang masih berfungsi. Layarnya pun menyala.

Hari ini Sakura pulang.

Sasuke lekas mendinginkan kepala. Mengatur napas dalam-dalam, menurunkan panas membara dalam diri. Wanita tersayangnya akan pulang setelah hampir dua minggu berada di rumah sakit.

Penantian berharga tiba juga. Hanya berselang seperempat jam sesudah merebahkan tubuh di sofa, Sakura lengkap dengan orangtua datang menjejakkan kaki di mansion. Lelah rasanya setelah menyiapkan kejutan selamat datang.

"Kami pulang~" iring Mebuki sumringah berlagak menyuarakan isi hati Sakura.

Sasuke tak bisa berkata-kata. Haru meiputi perasaan di dada. Sekian lama, pertemuan indah terpampang di depan mata.

"Okaerinasai, Sakura"

Cepat-cepat Sasuke memeluk Sakura bertubuh ringkih. Tulang selangka nampak menonjol, saking kurusnya tubuh wanita tersebut. Namun Sasuke tak peduli. Meski bahu tempatnya menopang dagu tak lagi berisi massa, Sasuke menjatuhkan diri pada istrinya.

Sayang, tatapan manik zambrud kosong. Tak mengerti harus merespon apa. Kenangan manis sempat mewarnai tempatnya tinggal. Kini semua memori lawas terhapus dengan kejadian pahit setengah bulan kemarin.

"Minggir, Sasuke-kun. Aku mau ke kamar"

"Sakura, tidakkah kau-" cegah Sasuke menarik tangan Sakura. Berharap istrinya sejenak mampir ke meja makan untuk membuka tudung saji.

𝕆𝕏𝕐𝕋𝕆ℂ𝕀ℕ ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang