"Sakura, apa kau mau ikut ke acara penting?"
Tidak tidak. Lebih baik lagi.
Sasuke tampak seperti orang gila yang bicara sendiri. Nyatanya mengungkapkan isi hati pada Sakura lebih sukar daripada presentasi riset di depan umum. Dirinya sampai susah-susah berlatih di depan cermin demi memastikan apakah ekspresi wajahnya sudah pas atau belum.
"Sakura, datanglah bersamaku di undangan ini"
Tidak. Sudah pasti dia menolak. Dia selalu menghindari kontak denganku.
HAH! Sasuke membuang napas dengan kencang. Ini masih latihan, belum kalau bertatapan langsung.
"Sakura, apa kau ada waktu luang Kamis ini?"
Benar begitu. Yak-
"Ada. Memang kenapa?" respon Sakura sembari membuka pintu. Dia yang sedang menyapu ruang tamu terus mendengar namanya dipanggil.
Hn?! Kenapa jawabannya cepat sekali. Padahal masih geladi.
Sasuke berdehem. Suaranya berubah menjadi lebih berat. Cara bicaranya juga berbeda.
"Hn yah, biasanya kau suka mengunjungi temanmu. Tapi kalau memang tidak kosong, aku tidak keberatan"
Tangan Sasuke mengepal erat. Lisannya sering tidak sinkron dengan otak. Kebiasaannya selalu terulang.
Baka, apa yang kau bicarakan? Tujuannya adalah mengajak dia!
Sikap jual mahal Sasuke kambuh. Dirinya memang tak semudah itu mengajak Sakura pergi bersama. Khawatir jika kecanggungan mereka terlihat di mata publik.
Sasuke dan Sakura sangat berlawanan. Sakura adalah pribadi pemalu di hadapan orang banyak, sedangkan Sasuke justru kikuk bila berhadapan satu lawan satu. Terutama jika lawan bicaranya tak sejalan pemikiran, Sasuke sulit membuka tema pembicaraan.
"Sou ka? Kupikir kau mau menyertakanku dalam acara penting" pancing Sakura mengeluarakan ekspresi mulut bebek.
Sakura menyeringai. Puas sekali membuka rahasia suami. Selanjutnya tinggal menunggu bagaimana reaksi Sasuke.
"D-d-d-dasar kau menguping! Itu perbuatan tidak sopan! Apalagi menguping suami sendiri"
Dalam hati Sakura terbahak. Memergoki sang suami salah tingkah rupanya lucu juga. Sayang dirinya tak boleh kalah dengan argumen barusan.
"Hah? Lagipula pintu kamar ini terbuka. Lalu aku mendengar kau memanggil namaku. Jadi apa aku salah kalau kemari dan masuk?"
Dasar pria kaku. Tinggal bilang yang sebenarnya saja kenapa susah sekali.
Sasuke bersikeras meninggikan harga diri. Tak ingin pria terpelajar sepertinya kalah dengan debatan tak berdasar orang lain. Baginya, pendapat Sakura tidak pernah logis.
"Tetap saja! Itu melanggar batas privasi" bantah Sasuke kukuh.
Sakura mendecih. Kalau suara Sasuke sudah meninggi, alarm pertengkaran mereka segera berbunyi. Walhasil, tak ada cara lain kecuali merendah.
"Jadi, apa kau tetap tidak mau mengajakku?" abai Sakura kembali pada pokok bahasan pertama.
"Jangan mengalihkan topik kalau sedang diberi masukan" cuap Sasuke. Dia merasa tersudut.
Mengapa jadi aku yang salah? , pikir Sakura dua kali. Lelah rasanya kerap menjadi bahan kalah-kalahan.
"Kau yang seharusnya jangan membelokkan pertanyaan. Bukankah dosen bisa menjawab pertanyaan dengan singkat, padat, jelas agar mudah dimengerti?"
![](https://img.wattpad.com/cover/296329006-288-k751010.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕆𝕏𝕐𝕋𝕆ℂ𝕀ℕ ✔️
ChickLit| COMPLETED 18/11/2024 || #sasusaku pairs | 🔞 Mature but doesn't contain explicit contents 🔞 Uchiha Fugaku dan Haruno Kizashi mengatur sebuah rencana tanpa persetujuan putra-putri mereka. Adanya kecemasan dari dua ayah tersebut berujung pada kesep...