Teori Orang Ketiga dan Cemburu.

1.8K 243 10
                                    

Pagi hari datang untuk membangkitkan semangat. Matahari berusaha keras memancing semangat penduduk bumi. Cahayanya menerobos masuk melalui atmosfer menuju permukaan, memacu pelepasan serotonin para manusia sehingga memberi kenyamanan dalam menjalankan aktivitas.

Hal serupa menular pada pasutri Uchiha yang hampir berusia dua bulan. Uchiha Sakura segera bangun dan menyiapkan sarapan. Sementara sang kepala keluarga sibuk bersih diri.

"Yosh, menu hari ini omurice dengan modifikasi nasi goreng rasa kari" dua piring omurice tersedia di meja makan. Pengumuman tersebut adalah cara Sakura menarik perhatian suami.

Dan benar saja. Empunya nama Uchiha Sasuke mendekat ke meja makan. Sambil mengeringkan rambut dengan handuk, ia berkomentar layaknya chef profesional,
"tck, macam anak SD saja"

"Dan tambahan topping saus tomat home made" lanjut Sakura dari dapur membawa jar berisi saus tomat olahannya.

Sasuke langsung menjemur handuk ke rak alumunium depan kamar mandi, menandakan siap menyantap makanan. Sakura menyeringai menang. Kini dia tau sogokan tepat untuk suami.

Dalam hati, Sasuke mengakui saus buatan Sakura tak pernah mengecewakan. Bahkan jauh dari ekspektasi. Rempah-rempah alami berbaur, memberikan aroma sedap dan nikmat kala meleleh di lidah.

"Itadakimasu" cuap dua orang yang tinggal di rumah tersebut bersamaan.

Suasana yang sama. Senyap dan sepi sampai salah satu dari mereka buka suara. Biasanya Sasuke yang akan memancing topik, meniru sang ayah. Kemudian ia tinggal membiarkan Sakura menimpali.

"Kurasa itu tidak sepenuhnya salah polisi. Mereka juga punya keluarga di rumah, jadi wajar saja polisi itu kehilangan jejak pelaku" tanggap Sakura terhadap kabar dari Sasuke.

Kejadian pencurian yang marak akhir-akhir ini hampir mencapai final. Tersangka nyaris tertangkap jika polisi yang mengejar tak sempat mengangkat telepon dari keluarga. Alibi polisi yakni khawatir pada kondisi putranya yang kritis di rumah sakit.

"Baka. Dalam pekerjaan, kau harus mengesampingkan perasaan" tegas Sasuke, "soshite, ketika bekerja sebaiknya mematikan ponsel"

"Tapi dia tidak salah juga. Lagipula apa yang dilakukan polisi lainnya? Seharusnya kan mereka bekerja berpasangan, tidak sendiri-sendiri"

Sakura selalu memandang sebuah perkara dari sisi berbeda. Terkadang inilah yang membuat Sasuke pusing tujuh keliling. Istrinya mampu mengkritisi segala hal.

"Tetap saja salah. Dipandang dari manapun salah" Sasuke menyudahi sarapan lebih dulu, "gochisousama"

Kalau sudah begitu, Sakura hanya memanyunkan bibir. Tidak ada namanya kebenaran mutlak. Sakura hanya menyampaikan aspirasi, tapi Sasuke tak pernah menerima.

"Itteki—"

"Matte" tahan Sakura. Padahal suaminya sudah siap berangkat, "hari ini aku akan ke rumah temanku lagi. J-jangan khawatir, aku akan pulang sebelum jam makan malam"

Dalam rangka menjadi istri yang baik, Sakura perlu berpamitan jika hendak pergi kemana-mana. Baginya, izin suami itu nomor satu. Meski ia tau, Sasuke tak mungkin mencarinya bila menghilang dari permukaan bumi sekalipun.

Siapa pula yang cemas kalau kau pulang lebih dari jam makan malam? Aku bisa beli di luar, batin Sasuke.

"Hn" angguk Sasuke setuju, "kau sudah hafal rutenya, bukan?"

Daripada merisaukan makan malam, Sasuke lebih memikirkan seandainya Sakura tersesat. Teringat kejadian sebulan lalu, Sakura kabur hingga ke daerah antah berantah hingga mengalahkan bocah geng motor liar. Dia tak mau repot menelusuri jalan demi menemukan istrinya lagi.

𝕆𝕏𝕐𝕋𝕆ℂ𝕀ℕTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang