Latihan Menjadi Pasutri Asli.

1.3K 218 16
                                    

"Sudah mau berangkat? Katanya tak ada kuliah lagi" keluh wanita muda Uchiha.

"Hn" angguk pria setinggi 182 cm, "mumpung si Usuratonkachi bertobat mau menyentuh tugas akhir"

"Ssh! Tidak boleh mengejek orang!"

"Asal kau tau, Naruto paling susah membangun motivasi" bela seorang Uchiha Sasuke menghapus anggapan buruk istri.

"Heh~ baiklah. Silahkan berangkat"

"Matte"

Sasuke mendekat seraya mengelus perut istrinya, Sakura. Perlahan bibirnya menguncup, hendak mencium calon anaknya. Sebagai tanda bahwa ia mencintai sang buah hati.

Sakura langsung berbalik, "tidak boleh! Sasuke-kun bahkan belum minta izin!"

"Oh ayolah. Aku melakukan ini demi anakku"

Pria itu merasa terkekang. Tiap ingin menunjukkan rasa sayang, Sakura selalu menghindar. Bingung harus mengekspresikan dengan cara apa lagi.

"Dame dame dame~" cegah Sakura melindungi perut. Rasanya selalu geli bila Sasuke mendaratkan kecup hangat di sana, "aku cuma berkata 'boleh' kalau mau mengelus"

Sasuke tak menggubris. Ia fokus pada bayi di kandungan, "ja, ittekimasu. Baik-baik sama mamamu yang bawel"

"Hah? Jangan bicara aneh-aneh pada anakku!" seloroh Sakura menyilangkan tangan di depan perut.

Sasuke melengos kesal karena tak dapat jatah memanjakan si anak. Padahal sejak tau istrinya hamil, Sasuke selalu ingin melakukan sesuatu pada perut yang bagai terisi balon tersebut. Membelai, memeluk, bahkan mencium tiap hari. Namun apa daya bila Sakura tak pernah memberi izin.

Sakura terduduk di sofa ruang tamu. Rasa pegal di hari Minggu tersisa sebagian. Acara penyambutan Sakura di rumah mertua sangat meriah. Belum lagi ketika kedua orangtuanya bergabung. Pesta perayaan berlangsung hampir seharian.

Beberapa tetangga telah mengetahui kondisi Sakura. Bisik-bisik dari Uruchi, nenek samping rumah, menyebar ke seisi kompleks. Bermula dari ibu mertua, Mikoto, menghubungi Uruchi untuk memanjakan anak menantu. Memesankan kebutuhan sehari-hari dengan menu seimbang.

"Sumimasen, Sakura-chan. Aku ingin mengambil piring" ketuk pintu rumah rupanya berasal dari sang nenek.

"Ah~ Aku belum mencucinya. Chotto matte, aku mencucinya dulu" Sakura bangkit menuju dapur mengemasi piring yang tadinya berisi hidangan.

"Sakura-chan, kau bersantai saja. Biar kucuci sendiri. Ibu hamil harus banyak istirahat"

Sakura menghembus napas kesal, "Uruchi-san, besok lagi tak perlu memasak untuk kami"

"Apakah masakanku tidak enak?"

"Chigai" bantah Sakura tak mau Uruchi salah sangka, "masakan Uruchi-san sangat nikmat. Pasti sulit membuatnya. Aku tak mau memberatkan Uruchi-san"

"Demo.. ini amanah dari Mikoto. Dia sudah seperti putriku. Jadi kau dan Sasuke juga seperti cucuku sendiri"

"Daijoubu! Aku bisa menghandel urusan rumah sendiri kok" cuap Sakura yakin. Lagipula ia tak mau kehamilan menjadi alasan malas gerak, "Sasuke-kun juga tak masalah aku melakukan kegiatan ringan"

Uruchi menyunggingkan senyum, menghormati keputusan Sakura, "kalau begitu aku akan melaporkannya pada Mikoto"

Suasana tenang kembali menyelimuti mansion Uchiha. Ia memikirkan kalimat Sasuke sebelum berangkat. Menganggap, apakah dirinya terlalu pelit untuk disentuh suami?

𝕆𝕏𝕐𝕋𝕆ℂ𝕀ℕ ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang