PROLOG.

6.6K 397 9
                                    

Acara pernikahan bungsu Uchiha baru saja usai. Uchiha Sasuke, mempelai pria, agaknya canggung dengan sang istri. Begitupun Haruno Sakura yang sekarang berganti marga menjadi Uchiha Sakura. Maklum saja, pertemuan mereka hanya beberapa kali kemudian menikah.

"Tou-san, aku malu nanti aku harus apa" rengek Sakura setelah diperkenankankan berganti pakaian, "aku tidak kenal dia sama sekali loh"

"Makanya, setelah ini kau tinggal bersama. Lalu kalian akan saling mengenal"

"Tidak mau. Aku tinggal di rumah saja"

"Hei kau tidak boleh begitu" Haruno Mebuki, ibu Sakura memperingatkan, "kalian kan sudah menikah. Masa tinggal sendiri-sendiri?"

"Pokoknya tidak. Lagipula di kelihatannya jahat. Kaa-san perhatikan tatapannya kan?"

"Fugaku-san bilang, Sasuke-kun terlalu fokus dalam segala hal. Makanya dia seperti itu" Haruno Kizashi, ayah Sakura mencoba menenangkan putrinya, "lagipula kalian kan sudah pernah kencan sebelumnya, pasti sudah sedikit mengenal, bukan?"

TOK TOK. Pintu ruangan terketuk. Tak ada suara yang membarenginya. Tapi sudah bisa ditebak siapakah gerangan di balik pintu.

"Hn kau.. kalau sudah selesai aku tunggu di mobil"

Sambil malu-malu berlindung pada pintu, Sakura menjawab, "h-hai"

CKLIK. Pintu tertutup kembali.

"Lihat kan? Dia tidak ramah sama sekali loh"

"Hei, itu karena kalian masih canggung. Nanti kalau terbiasa bertemu kan tidak begini" Mebuki menyisir rambut indah Sakura, "kau dulu ingin memiliki pangeran. Nah, sekarang pangeranmu sudah menjemput. Tunggu apa lagi?"

"Yosh, karena kau manja pada Ayah, maka akan Ayah gendong" Kizashi merangkulkan lengan Sakura padanya.

"W-Whoaa!"

"Daijoubu, kita masih bisa tinggal bersama satu malam lagi" ungkap Mebuki mengingat masih ada upacara penyambutan menantu di kediaman Uchiha, "kau harus persiapkan dirimu di depan Mikoto-san ya"

"Akan kulakukan semua. Tapi nanti aku tidur dengan Kaa-san ya?"

"Kau tega membiarkan Sasuke-kun tidur sendiri?" Kizashi balik bertanya, "ingat, dulu yang ingin punya teman tidur siapa? Ahaha"

Sakura mengerucutkan bibir. Kalimat-kalimat yang dilontarkan kedua orangtuanya memang benar. Semua memang keinginan Sakura. Tapi Uchiha Sasuke bukanlah pria yang ia mau.

Kedua orangtua dengan aura positif tersebut tak pernah mengendurkan semangat. Hal itu pula yang selalu mereka tularkan pada putri sematawayang. Tanpa terkecuali semangat untuk membangun kehidupan baru.

Tradisi penyambutan di rumah keluarga Uchiha memakan waktu singkat. Jelas saja, kedua mempelai hanya mengikuti tuntunan tanpa banyak berkomunikasi satu sama lain. Tak perlu bertanya ini itu, asal cepat selesai demi istirahat malam.

Sayangnya keinginan pasutri baru itu tak terwujud. Mikoto telah menyiapkan pesta tambahan untuk keluarga inti. Sebagai ibu, Mikoto amat bersyukur putranya menemukan tambatan hati.

"Semoga kalian cepat dikaruniai momongan ya! Agar aku punya cucu lagi" cuap Mikoto riang.

Empat tahun lalu adalah pernikahan sang putra pertama, Uchiha Itachi. Namun sayang, Itachi menunda rencana kehamilan istrinya. Walhasil barulah tahun ini Mikoto menjadi calon nenek.

"Kaa-san jangan menyindir begitu lah" Itachi memberi isyarat tangan stop. Dirinya jadi merasa bersalah, "waktu itu kan kami sedang menyelesaikan studi di luar negeri. Tak enak rasanya kalau punya anak dulu"

𝕆𝕏𝕐𝕋𝕆ℂ𝕀ℕTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang