✓5. Cemburu

454 63 39
                                    

"Udah gamon prenjon lagi, ngenes banget hidup gue."
|Ainna|

"Selamat pagi dunia..." ucap Ainna semangat didepan rumah.

"Dan selamat datang masalah yang akan datang," sahut Adhan dari garasi rumahnya.

"Nyindir gue?" tanya Ainna dengan mimik muka tak bersahabat.

"Kalau nyadar Alhamdulillah, kalau enggak astagfirullah," jawab Adhan pura-pura sibuk membersihkan montornya.

Ainna yang mendengar jawaban Adhan segera berlari menuju rumah Adhan karena kesal atas ucapan yang baru saja dilontarkan oleh tetangganya yang super duper nyebelin.

"Yang ngasih masalah itu elu ya bukan gue," ucap Ainna sengit sambil menimpuk kepala Adhan dengan buku yang sedari tadi ia bawa.

"Sakit astagfirullah, alhuakbar, subhanallah," ucap Adhan.

"Nah kan yang ngasih masalah elu."

"Kalau gue lupa ingatan gimana?"

"Bagus dong, nanti bisa gue kibulin," jawab Ainna dengan senyuman tanpa dosa.

"Pantes punya niat jahat, nggak kaget gue."

"jangan remehkan saya," ucap Ainna bangga.

Setelah membanggakan diri sendiri, Ainna segera duduk di jok motor Adhan untuk menebeng ke sekolah.

"Lu napa?" tanya Adhan heran.

"Nebeng."

"Gue mo jemput crush gue," ucap Adhan sambil tersenyum membayangkan sebuah kejadian yang membuat Adhan seperti orang gila.

"Nggak usah bohong, wajah kek lu punya gebetan," sirik Ainna masih bersikukuh untuk tetap menenbeng Adhan berangkat ke sekolah.

Kringggg

"Bentar." Adhan segera mengangkat teleponnya.

"Apa?"

"..........."

"Bangsattt" Decak Adhan dengan nada geram, dan ia pun segera memutuskan telepon secara sepihak.

"Irikan?" Tanya Adhan.

"Ngapain iri sama spek jahanam kek lu." Sirik Ainna.

"Yodah turun, dia dah nyepam dari tadi," ucap Adhan.

Adhan masih menunggu dengan sabar sangat sabar. Nggak ada kamus dihidup Adhan untuk tidak sabar menghadapi Ainna.

"Mo nebeng nodebat."

"Alainna Hana Angelica, turun atau gue aduin ma Bunda kalau lu bikin ulah."

"Diiiih curang, yodah gue berangkat sendiri," ketus Ainna.

Ainna segera masuk ke garasi dan mengambil motor kesayangannya itu. Udah sangat lama ia tidak memakai motor itu, jadi dia harus berhenti untuk membeli asupan minuman untuk motornya.

Sebenernya Ainna sangat malas buat berangkat sendiri, susah sangat susah untuk sedikit menjauh dari manusia yang bernama Adhan.

Memang sikapnya ngeselin minta ampun, tapi sikapnya juga yang membuat kangen minta ampun, kan nggak adil aja gitu ya nggak?

Mau banting itu manusia tapi kek sayang aja gitu buat dibanting. Jika greget sama sikap Ainna silahkan hujat.

Tapi bentar, Ainna merasa ada yang janggal, seharusnya jika telepon dengan crushnya enggak kasar kan?

Kenapa tadi Adhan menjawab dengan umpatan?

*****

"Bisa nggak usah usik sahabat-sahabat gue?"

Zone? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang