✓2. Sebelum negara api menyerang

858 104 78
                                    

"marah aja cantik apalagi jadi milik gue,"
|Adhan|

Pagi yang begitu damai tentram dan bahagia, sebelum Manusia jelmaan setan yang sedang bersemayan di tubuh Alfaaro Pradhan Saputra datang.

"Gue nggak mau ngasih jawaban sama lu," tegas Ainna bulat dan taat pendirian.

"Pliss lah, cuman sekarang aja dah, besok nggak lagi."

Ainna memutar matanya malas, dia sudah hafal dengan janji anak itu, bukan janji setia untuk hidup bersama selamanya. Tetapi janji agar tidak meminta jawaban tugas.

Enggak munafik Ainna, jika Adhan bilang "Aku janji setia untuk hidup bersama selamanya."

Ainna akan tidak sengan untuk melempar Adhan dari lantai atas gedung sekolah tanpa berpikir waktu yang lama.

Jika anda berpikir Ainna akan tidak sengan untuk tersipu malu, ia memang tersipu malu, tetapi Ainna definisi mementingkan gengsi. Jadilah Ainna yang selalu tertutup jika sedang salting.

"Lu bilang jinji dih bisik ngik minti ligi."

"Gue nggak percaya, pembicaraan lu semuanya hanya omong kosong belaka."

"Eng--"

"Mo bilang enggak?" potong Ainna.

"Katanya janji nggak gadang."

"Janji setiap hari makan minimal 2 kali."

"Trus janji nggak bikin masalah sama kakel."

"Terus katanya janji nggak mau MANCING EMOSI GUE?" Ainna berucap dengan menekan kata dikalimat terakhir, karena yang paling sering ia ingkari hanya itu.

Adhan menelan ludahnya dengan susah payah, sepertinya dia tidak selamat untuk hari ini. Jika dia mengadu ke Bundanya bukan dia yang di bela tetapi malah mendukung Ainna.

Kadang dia bertanya sebenarnya dia anak Bunda Deeva atau bukan, dan disaat Adhan pergi kerumah Ainna yang jaraknya hanya beberapa meter dari rumahnya, dia akan disambut layaknya sang raja oleh Tante Kila, atau bisa dipanggil Bunda Kila.

"Lu baru pms ya Na?" tanya Adhan.

"Ngalihin topik?" tanya balik Ainna dengan wajah yang siap menerkam mangsanya.

"Berarti baru laper," guman Adhan pelan.

"Iya laper mo makan lu mentah-mentah," geram Ainna.

Qei yang baru datang kekelas melihat dua sejoli yang sedang bertengkar hanya bisa geleng-geleng kepala.

Qei hanya penasaran "Apakah dua anak itu tidak bosen dengan pertengkaran ini?"

Yaa sepertinya tidak akan bosan karena kehidupan nya sudah diisi dengan pertengkaran layaknya tom end jerry.

"Ai jan marah-marah mulu, Gue takut lu khilaf malah suka ma Adhan kan lu yang repot," ucap Qei sambil berjalan menuju bangku yang letaknya dibelakang bangku Ainna.

"Yaa pesona saya kan sangat menakjubkan." sombong Adhan sambil bergaya layaknya model, sepertinya situasi sekarang sudah berbaik hati sama Adhan.

"Gue suka sama lu? mimpi kali!" jawab Ainna sambil mendorong badan Adhan agar menjauh dari bangkunya dengan wajah sinis andalannya.

Ya mimpi yang ingin terjadi yaitu enggak suka sama lu dari dulu.


*****


"Huft akhirnya jadi juga," ucap Ainna memandang sebuah tumpukkan stik eskrim yang ditumpuk bagaikan menara tinggi yang menjulang.

Bukan tugas sebenarnya hanya tadi dia saat sedang mencari uang didalam tasnya menemukan stik eskrim bekas tugas membuat rumah-rumahan, bukan bekas sih bisa dibilang sisanya, jadi dari pada ngaggur mending ia buat seperti itu, lumayan stik eskrimnya udah punya kerjaan sekarang.

"Emmm seharusnya tadi dilem biar nggak roboh."

"Eh kan roboh."

"Eeeeh ADHAN TANGGUNG JAWAB!" teriak Ainna mendapati bahwa menara yang ia buat dengan jerih payah dirobohkan begitu saja tanpa rasa bersalah.

"Gue nggak hamilin lu."

"MATALU HAMILIN, beresin stik es krim yang lu serakin astagfirullah," ucap Ainna dengan sangat tidak sabar tentunya. Yakali sabar ngedepin Adhan yang hobinya bikin anak orang darah tinggi.

"Ogaah."

Ok sekarang Ainna sudah diambang batas kesabaran. Ainna memungut stik eskrim satu persatu, jika menuggu Adhan untuk memungutnya sepertinya itu membutuhkan beberapa abad agar Adhan melakukannya.

"Ai tugas bahasa dah ngerjain?" tanya Qei.

"Emang ada?" tanya balik Ainna, masih dengan kegiatan yang sama fokus memungut stik eskrim yang berserakan.

"Keknya sih ada, gue tanya lu buat mastiin."

"Coba tu cari dibuku tugas ada nggak."

Qei pun segera mengambil buku tugas Ainna dan segara mencari tugas bahasa.

"Nggak ada Ai," ucap Qei sambil mengembalikan buku ke tempat semula.

"Berarti emang nggak ada, eh Qei lihat tu curut nggak?" tanya Ainna sambil celingukan mencari keberadaan Adhan.

"Dikantin keknya," jawab Qei.

"Ok makasih." respon Ainna, dan segera pergi menuju kekantin.

Disepanjang koridor banyak yang menyapa Ainna dari adek kelas, satu angkatan dan kakak kelas.

Memang Ainna ramah kesiapa saja, kecuali sama Adhan, disekolah dia tidak punya musuh. Untuk kakak kelas, jika sifatnya semena-mena dan sok berkuasa baru dia akan mengecap kakak kelas itu menjadi musuhnya.

"Eh Ainna cari Adhan kan?" tanya Agha.

"Mana anaknya?"

"Tu baru pesen Mie ayam." tunjuk Agha.

"Ok siip makasii informasinya."

.
.
.
.
.
.
.
.

"Mbok pesen mie ayam 1" ucap Ainna, sambil melirik Adhan dengan sikap sok asing.

Ya Ainna masih mempunyai dendam kepada Adhan tadi saat merobohkan stik eskrimnya. Jika bukan pendendam kepada Adhan berarti bukan Ainna.

"Napa lu lihat-lihat?" sinis Ainna, sambil mengibaskan Rambutnya bak seorang princess.

"Nihh pede kali, gue lihat mbok ijem buat mie ayamnya, yakali lihat lo dihh najiss."

"Halah alesan, baru sadar ya lu kalau gue cantik bagaikan bunga mawar yang mekarr."

"Halah mawar-mawar apaan bunga bangkai yang ada." jawab Adhan.

"Lu tu yang bunga bangkai."

Mbok Ijem hanya menjadi pendengar debat yang baik antara Adhan dan Ainna.

"Neng ini mie ayamnya." ucap Mbok ijem sambil menyodorkan mangkok bergambar ayam jago.

"Makasi mbok, uangnya nanti mbok sambil balikin mangkoknya." ucap Ainna pergi meniggalkan tempat Mbok Ijem berjualan.

"Jan percaya mbok, tu anak suka ngibul." ucap Adhan sambil menunjuk Ainna yang sudah berjalan menuju kemeja kantin.

"Gue masih denger, gue kira gue nggak denger." ketus Ainna.

Mbok ijem hanya melihat interaksi adu mulut antara Ainna dengan Adhan tanpa ikut campur didalamnya, ya mbok Ijem sudah sangat tahan dengan kelakuan dua sejoli itu yang selalu debat dimana saja.

"Bentar gue punya firasat aneh dah"

"Biarlah cuman firasat juga."

Alina 🦁
07-Feb-2022
TBC.

Zone? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang