16. Sampai Kapan

409 93 330
                                    

FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA

KLIK VOTE, KOMENTAR, DAN SHARE KE TEMAN-TEMAN KAMU AJAK MEREKA UNTUK BACA CERITA INI JUGA

SEMOGA SUKA ❤

TERIMA KASIH 🥰

Seperti yang diucapkan Dewa, cowok itu benar-benar memesankan ojek untuk mengantar Neera ke rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti yang diucapkan Dewa, cowok itu benar-benar memesankan ojek untuk mengantar Neera ke rumahnya. Sekarang ia datang seorang diri hanya untuk menemani Daine sementara Dewa sendiri mengantar Chinta pulang.

Bagus sekali, Neera!

Lo benar-benar bodoh!

Walau dari obrolan terakhir mereka, ingin sekali Neera bertanya, kenapa hanya cowok itu yang terlihat kesusahan mengurus Daine? Di mana orang tuanya? Dan kenapa Neera harus terlibat dalam ini semua?

"Non Neera datang ke sini lagi." Bi Ina menyapa ketika beliau membuka pintu rumah. Senyuman tipis muncul di wajah keriputnya dan setidaknya masih ada yang membantu Neera mengatasi Daine di sini.

"Iya, Bi." Neera mengangguk dan sedikit malu. "Dewa yang minta saya ke sini."

Bi Ina tersenyum lebar mendengar itu. "Malah saya senang ada Non Neera di sini. Non menjaga Daine dengan sangat baik. Bahkan cuma Non Neera yang Daine balas. Bibi sampai bingung lho, Non, kok Non bisa sih ajak bicara Non Daine?"

"Bibi harus usaha ekstra," jawab Neera terkekeh kecil. "Kalau bukan karena saya ulang-ulang nama saya, mungkin Daine juga gak akan ingat nama saya, Bi. Dan juga mungkin saya gak akan ada di rumah ini."

Bi Ina membalasnya masih dengan senyuman, walau beliau tidak menyadari bahwa Neera menjadi tidak suka karena kedekatannya dengan Dewa bukan karena cowok itu melainkan untuk Daine. Neera mengusap matanya, takut terlihat ingin menangis. Ia tidak menemukan air mata di sana tapi tetap saja. Ia tidak bisa seperti ini ketika cewek lain lebih penting bagi Dewa.

Neera berjalan mendekat ke Daine. Ia mulai bermain dengan gadis kecil itu sementara Bi Ina memberi makan dengan suapan-suapan yang kadang diterima Daine. Tugas Neera di sini adalah agar Daine membuka mulutnya dan membuat gadis kecil itu makan ditambah minum vitamin.

Ia juga tidak mungkin menceritakan semua ini pada Fina. Kedekatannya dengan Dewa bukan tentang cinta, ini adalah hal lain yang sangat jauh berkaitan tentang itu. Apa yang Neera pikirkan selalu benar, Dewa tidak pernah mencintainya.

Dewa mungkin saja menyadari kehadiran Neera di bumi, tapi dia tidak mungkin bisa menaruh namanya di hati cowok itu.

Tidak ada cinta.

Tidak ada hal yang indah bagi Neera.

Bahkan ketika Dewa sudah datang setelah mengantarkan Chinta pulang. Cowok itu menyapa Daine dan tidak memedulikan Neera di sana.

Hingga waktu makin malam, Neera memutuskan untuk pergi dari rumah cowok itu. Tanpa Dewa melihatnya, hanya Bi Ina yang berterima kasih pada Neera.

Tepat pukul sembilan malam, Neera menghentikan taksi untuk pulang ke rumah.

Tanpa memiliki sedikit pun cinta Dewa.

Tidak ada yang bisa diharapkan dari cowok itu. Karena sampai kapan pun Neera bukan siapa-siapa Dewa.

Neera melangkah dengan lemas memasuki rumahnya. Ia dengan mudah membuka pintu depan dan menemukan mamanya sedang menonton televisi.

"Malam, Ma!" Neera menyapa.

"Kenapa pulang telat, Neera?" tanya Sanee, mamanya begitu khawatir. "Ini udah jam sembilan, malam sekali."

"Maaf, Ma. Neera lupa kasih tau. Akhir-akhir ini sibuk banget, ada tugas kelompok yang harus dikumpul besok." Neera mengecup pipi mamanya. "Neera tidur dulu ya, Ma. Selamat malam."

Neera memutuskan untuk pergi ke kamarnya saja. Mengurung diri di sana dan menangis sejadi-jadinya.

Ia tidak bisa seperti Cesy, Giska, Chinta, atau siapa pun cewek yang didekati Dewa.

Dirinya hanya Neera.

Neera bodoh yang terus mengharapkan Dewa.

Neera bodoh yang terus mengharapkan Dewa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gimana chapter ini menurut kamu?

NEXT?

VOTE!

KOMEN!

SHARE ke teman-teman kamu!

TERIMA KASIH

FOLLOW MEDIA SOSIALKU


Yang Tak Dewa MengertiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang