FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA
KLIK VOTE, KOMENTAR, DAN SHARE KE TEMAN-TEMAN KAMU AJAK MEREKA UNTUK BACA CERITA INI JUGA
SEMOGA SUKA ❤
TERIMA KASIH 🥰
CHAPTER 5
Yang Tak Dewa Mengerti
oleh Hai Naira
------------
Dari semua orang yang sekarang memenuhi lapangan, hanya Naira yang terlihat oleh Dewa. Mereka berada di barisan paling belakang karena tinggi. Sementara di depan para guru sedang memberi pengumuman tentang ujian yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat.
Naira yang merasa diperhatikan lantas menoleh, detik itu pula Dewa tersenyum ke arahnya. Bahkan cowok itu bergeser meminta bertukar tempat dengan seseorang yang di sebelah Naira. Hingga Dewa kini berdiri tepat di samping cewek itu.
"Dewa kamu mau dimarahin guru?" Naira panik ketika cowok itu kini sudah ada di dekatnya. "Kita di belakang makin kelihatan, Dewa."
"Aku mau bicara sama kamu, Ra."
Naira berdecak mendengarnya. "Kan bisa nanti, Dewa. Selesai ini juga kita bisa ke kantin atau kamu ke kelasku buat bicara sebentar."
"Biar tambah lama jadi bicaranya dari sekarang." Dewa memasang senyum menang di wajahnya. Cowok itu benar-benar susah diberitahu, jika sudah seperti ini tidak memikirkan risikonya.
"Ya udah," ujar Naira pasrah. "Memang kamu mau ngobrol apa?"
"Soal ciuman itu-"
"Dewa!" Naira memotong ucapan itu. Ia malu jika mengingatnya lagi, Dewa bisa-bisanya membicarakan hal itu di sekolah.
Dewa terkekeh sebentar namun serius kembali. "Setelah aku pikir semalaman, kamu cemburu, Ra?"
Naira menautkan alisnya. Apa ia tidak salah dengar jika Dewa memikirkan dirinya semalaman?
"Nggak. Apaan sih kamu?" Walau kata semalaman sangat mengganggu Naira.
"Jadi kamu gak cemburu sama Inez?"
Cemburu. Itu kata-kata yang seharusnya diucapkan Naira.
Dewa menunduk sebentar. "Aku gak menyukai Inez, Ra."
Naira menatap ke depan. Entah kenapa pengakuan Dewa membuatnya senang namun juga sedih bersamaan. Naira bahkan melupakan satu hal, jika bukan Inez yang disukai Dewa namun masih ada penghalang lainnya.
"Walaupun kamu gak menyukai dia, tapi kita tetap gak bisa bersama, Dewa."
"Kenapa, Ra?" tanya Dewa mengulang. "Kenapa sampai kamu bilang kayak gitu?"
Naira berkata lirih. "Kisah kita ditulis bukan untuk bersama."
"Kamu bicara apa, Ra?" Dewa bingung dan bertanya sekali lagi. "Maksud kamu Tuhan gak menciptakan kita bersama? Tapi sekarang kita terus sama-sama. Aku akan terus di dekat kamu, kamu juga gak akan pergi dariku. Gimana caranya Tuhan buat kita gak bersama, Naira?"
"Dia memang menciptakan kita. Dia juga yang menciptakan kisah kita. Tapi apa kamu gak pernah pikir, Dewa? Kadang Tuhan juga salah membuat kita dipertemukan dan telanjur untuk terus menjalani hidup yang akhirnya bukan untuk kita."
Setelah mendengar ucapan Naira, Dewa hanya menatap lurus ke depan. Naira yang menantikan Dewa menoleh pun sama sekali tidak mendapatkan apa yang Naira harapkan.
Naira tahu sekarang Dewa marah. Cowok itu tidak pergi ke tempatnya semula tetapi Dewa tidak ingin terus mendengar semua kata-kata Naira yang terdengar aneh.
Atau lebih tepatnya menyakitkan.
Menyakitkan untuk didengar, sialnya Naira seakan terlihat baik-baik saja. Dewa membenci seseorang yang mudah menyerah, ia tidak bisa benci Naira tapi ia tidak suka ucapan cewek itu.
Keduanya perang dengan pikiran masing-masing. Tidak peduli dengan suara pemberitahuan dari guru di depan sana. Dewa sendiri mengepal tangannya kuat.
Kalau Tuhan memang salah mempertemukan Dewa dan Naira, hingga keduanya terjebak pada kisah dua orang yang berakhir tidak bersama.
Kenapa Tuhan malah membuat mereka berdua jatuh cinta?
FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA
KLIK VOTE, KOMENTAR, DAN SHARE KE TEMAN-TEMAN KAMU AJAK MEREKA UNTUK BACA CERITA INI JUGA
SEMOGA SUKA ❤
TERIMA KASIH 🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Tak Dewa Mengerti
Teen Fiction[DAFTAR PENDEK WATTYS 2023] 𝘉𝘢𝘨𝘪𝘢𝘯 𝘱𝘢𝘭𝘪𝘯𝘨 𝘳𝘶𝘮𝘪𝘵 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘴𝘦𝘣𝘶𝘢𝘩 𝘤𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 .... 𝘉𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘶𝘭𝘢𝘪𝘯𝘺𝘢? 𝘉𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢? Tapi Neera menegaskan. "Kamu akan selalu ja...