39. Dunia Nyata

334 74 44
                                    

FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA

KLIK VOTE, KOMENTAR, DAN SHARE KE TEMAN-TEMAN KAMU AJAK MEREKA UNTUK BACA CERITA INI JUGA

SEMOGA SUKA ❤

TERIMA KASIH 🥰

Berharap hidup selamanya denganmu itu tidak mungkin terjadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berharap hidup selamanya denganmu itu tidak mungkin terjadi.

‐----------------

Neera berjalan sangat cepat ke lobi sekolah seorang diri. Ia benar-benar memutuskan untuk pulang dengan terburu-buru. Perasaannya begitu kacau dan air matanya tidak kunjung berhenti ketika kembali mengingat semua yang ia simpan di laptop kini menghilang.

Pandangan Neera terus ke depan sampai ia tidak menyadari seseorang tiba-tiba menarik tangannya dari belakang. Dewa kini yang berjalan memimpin, meminta Neera untuk mengikuti langkahnya. Dengan cepat Neera berusaha melepaskan diri dari Dewa.

"Lebih baik lo lepasin tangan gue, Dewa!" ucap Neera setengah berteriak. Ia berani karena sekarang keadaan di sekitar mereka cukup sepi. "Gue mau pulang."

"Kalau gitu gue antar lo pulang."

Neera menggeleng cepat. "Gak perlu! Dan anggap kejadian tadi gak pernah ada!"

"Neera?" panggil Dewa membuat mata mereka saling bersirobok. "Gue antar lo, pulang, sekarang!"

"Bukannya sekarang lo benci sama gue?" Pertanyaan Neera berhasil membuat Dewa terdiam. Matanya meneliti dan mencoba memahami emosi yang Neera rasakan. "Lo yang gak mau dekat sama gue lagi. Lo yang tiba-tiba pergi gitu aja. Semua yang penting bagi lo cuma Daine. Terus kenapa lo sekarang peduli sampai mau antar gue pulang?"

Dewa kembali menarik Neera ke parkiran, tempat motor cowok itu terparkir, dan memastikan keadaan di sana benar-benar sepi. "Yang Zeyta bilang benar?"

"Dan lo tanya itu juga?" Neera tertawa di antara perasaan sedihnya. "Gak usah peduli sama hal yang seharusnya gak lo pedulikan, Dewa."

"Tapi gue peduli!" Dewa menjawabnya cepat.

"Kenapa?"

"Karena gue perlu tau jawabannya, lo udah suka sama gue dari lama? Sejak kapan?"

Neera membeku mendengar pertanyaan itu dari cowok yang selama ini ia suka. "Apa itu penting?"

"Neera!"

Ia tidak tahu apakah Dewa benar-benar memohon jawaban itu. Atau yang sebenarnya akan terjadi malah cowok itu makin menjauh.

"Ya. Gue udah lama suka sama lo." Neera merasakan detak jantungnya berpacu begitu cepat. "Sebelum kita saling mengenal. Sebelum gue tau Daine. Gue diam-diam suka lo walaupun gue tau kalau lo sering ganti-ganti cewek. Gue tetap suka sama lo meski gue sadar diri gak akan ada kesempatan gue buat dekat sama lo.

"Apa yang Zeyta bilang benar. Di laptop yang dia hancurin tadi, gue tulis semua hal tentang lo di sana. Gue tulis semua hal yang gak mungkin terjadi di antara lo dan gue.

"Mungkin lo mau anggap gue gila, Dewa! Gue memang gila karena selama ini gue hidup dalam imajinasi gue sendiri. Lo jadi pacar gue. Lo orang yang selalu ada buat gue. Lo orang yang tolong gue saat gue butuh bantuan. Cuma lo, Dewa. Gue selalu mengkhayal cuma lo yang ada di sana. Karena bagi gue, lo adalah bagian terpenting dari cerita cinta gue.

"Karena gue tau, untuk jadi pacar lo di dunia nyata itu mustahil. Untuk gue jadi hal terpenting di hidup lo itu gak mungkin."

Gimana chapter ini menurut kamu?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gimana chapter ini menurut kamu?

NEXT?

VOTE!

KOMEN!

SHARE ke teman-teman kamu!

TERIMA KASIH

FOLLOW MEDIA SOSIALKU


Yang Tak Dewa MengertiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang