22. Begitu Erat

396 78 834
                                    

FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACAKLIK VOTE, KOMENTAR, DAN SHARE KE TEMAN-TEMAN KAMU AJAK MEREKA UNTUK BACA CERITA INI JUGA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA
KLIK VOTE, KOMENTAR, DAN SHARE KE TEMAN-TEMAN KAMU AJAK MEREKA UNTUK BACA CERITA INI JUGA

SEMOGA SUKA ❤

TERIMA KASIH 🥰

Saat Neera melihat Dewa yang kini berjalan menghampirinya di lobi sekolah, cowok itu lebih dulu memberikan senyum padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat Neera melihat Dewa yang kini berjalan menghampirinya di lobi sekolah, cowok itu lebih dulu memberikan senyum padanya. Udara di sekitarnya seakan lenyap karena berhasil membuat Neera terdiam melihat senyuman itu.

Hal tidak terduga selalu datang dari cowok itu. Neera dulu hanya bisa membayangkan Dewa di dalam khayalan. Dewa yang akan dengan setia menjawab setiap ucapannya, tersenyum, dan selalu ada untuknya. Tapi sekarang Dewa yang nyata, Dewa yang biasanya Neera lihat dari jauh, tersenyum kepadanya.

"Lo senyum?" tanya Neera ketika Dewa sudah berada di dekatnya. "Maksud gue ... kenapa lo tiba-tiba senyum?"

Dewa menautkan alisnya. "Apa harus ada alasan?"

"Eh, nggak juga. Tapi tiba-tiba aneh aja lo senyum ke ... gue?"

"Ya, gue senyum ke lo." Dewa menjawabnya lagi. "Jadi gue gak boleh senyum?"

"Hah?" Neera makin terkejut mendengar itu. Ia merasa jadi serba salah. "Nggak. Gini ... lo boleh kok senyum ke gue. Nggak larang, sumpah. Gue pernah lihat lo dan lo kelihatan gak suka senyum ke sembarang orang. Mungkin cuma ke mantan-mantan lo aja. Ya, semua orang juga pasti sadar. Bukan cuma gue, Dewa.

"Jadi ya ... jadi ... aneh lo senyum ke gue. Sementara gue bahkan bukan mantan or pacar lo."

Dewa kembali tersenyum ketika melihat ekspresi Neera. "Kenapa gugup, Ra? Kalau selama ini lo lihat gue cuma senyum ke mantan gue. Itu memang benar. Dan kalau gue senyum ke lo itu juga gak salah dan gak aneh."

"Ya," jawab Neera pelan. Lebih tepatnya ia salah tingkah. "Ayo kita ke rumah lo. Ajak Daine main sambil kerjain tugas sekolah."

Dewa mengangguk setuju. Setelah itu mereka langsung pergi bersama ke rumah Dewa. Hanya diam yang menyelimuti suasana mereka berdua selama perjalanan. Dewa melihat Neera dari kaca spionnya, cewek itu sedang memperhatikan jalanan yang basah karena tadi hujan.

Yang Tak Dewa MengertiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang