2. Tidak Tertarik

912 153 54
                                    

FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA

KLIK VOTE, KOMENTAR, DAN SHARE KE TEMAN-TEMAN KAMU AJAK MEREKA UNTUK BACA CERITA INI JUGA

SEMOGA SUKA ❤

TERIMA KASIH 🥰

Aroma kopi tersebar ke setiap sudut kafe yang sedang Neera datangi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aroma kopi tersebar ke setiap sudut kafe yang sedang Neera datangi. Ia duduk selama dua jam tanpa berdiri sama sekali. Seharusnya tubuh Neera sudah merasa pegal. Bahkan semua orang jelas tidak akan betah untuk terus duduk lama di sana.

Ditambah ia sendirian sekarang karena sedang menunggu seseorang yang janji bertemu dengannya tepat pukul tiga sore, saat waktu sekolah sudah berakhir. Namun ternyata ia dibuat menunggu selama ini dan sialnya Neera tetap bertahan di sana. Seolah-olah orang yang ia tunggu akan datang sebentar lagi.

Jarum jam bergerak tepat ke angka lima. Sudah sore dan langit di luar mulai menggelap. Tapi Neera-dengan bodohnya masih menunggu di sana. Orang-orang akan cepat merasa bosan, seharusnya Neera juga. Namun dengan keinginannya sendiri ia tetap bertahan di sana. Setidaknya ia memiliki laptopnya yang menyala di atas meja.

Mencoba meluangkan waktu untuk menulis cerita fiksi tentang dirinya dan Dewa. Meski Neera lebih senang berada di dalam kamarnya yang gelap dan tenggelam dengan pikiran gilanya.

Neera memang ada janji temu dengan teman sekelasnya di kafe dekat sekolah. Ia memilih tempat ini agar tidak begitu jauh dari sekolah, jadinya ia tidak perlu izin macam-macam jika pulang terlambat.

Sembari menyeruput avocado coffee, pesanannya, Neera memperhatikan layar laptop dan keadaan di dalam kafe ini secara bergantian. Suara bising di sekitarnya kadang mengganggu konsentrasi Neera untuk menulis. Terutama ketika pintu kafe terbuka.

Tetapi bunyi pintu kafe kali ini menghentikan pandangan Neera. Ia memperhatikan ke arah pintu tanpa mau beralih kembali ke laptop. Perhatiannya terpaku pada orang yang sudah sangat Neera hafal segala halnya. Di sana-Dewa membuka pintu tanpa menyadari keberadaan Neera.

Cowok itu melangkah masuk dan langsung berdiri di meja kasir tampak asyik memilih menu sampai dia bahkan tidak peduli sudah menjadi perhatian Neera sejak tadi.

Yang Tak Dewa MengertiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang