28. Kini Pergi

333 87 253
                                    

FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA

KLIK VOTE, KOMENTAR, DAN SHARE KE TEMAN-TEMAN KAMU AJAK MEREKA UNTUK BACA CERITA INI JUGA

SEMOGA SUKA ❤

TERIMA KASIH 🥰

Bel pulang sekolah sebentar lagi akan berbunyi, Neera hanya perlu merapikan buku dan peralatan sekolahnya ke dalam tas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bel pulang sekolah sebentar lagi akan berbunyi, Neera hanya perlu merapikan buku dan peralatan sekolahnya ke dalam tas. Ia menjalani jam-jam pelajaran terakhir hari ini sangat berbeda dari biasanya. Karena hari ini ia sangat bahagia.

Hari ini Neera merasa ia memiliki tujuan untuk akhir ceritanya dengan Dewa.

Dewa yang tidak pernah melihatnya. Dewa yang tadinya hanya bisa Neera lihat dari jauh. Kini cowok itu juga yang mengatakan bahwa Dewa mau menjadi pacarnya.

Tetapi senyum Neera terhenti ketika melihat ponselnya bergetar dan nama Sanee—mamanya tertera di layar ponsel. Neera menautkan alisnya dan memperhatikan kelas untuk memastikan gurunya telah keluar. Setelah itu Neera segera mengangkat panggilan dari mamanya.

Dengan cepat Neera menyapa. "Halo, Ma!"

"Neera!" Terdengar suara sangat panik dari panggilan yang membuat jantung Neera berdetak cepat. Suara mamanya sangat gemetar di telepon. Itu benar-benar membuat Neera takut. "Kamu ke rumah sakit sekarang, Neera! Sekarang, Neera!"

Sekarang suara gemetar itu berganti dengan tangisan. Neera merasakan udara di sekitarnya habis. Ia tidak tahu harus mengatakan apa selain ia perlu memastikan kalau mamanya baik-baik saja.

"Neera ...," ucap mamanya lagi namun terjeda. "Mama ... sudah meminta ... sopir kantor papa untuk menjemput kamu. Sekarang kamu cek di depan sekolah."

"Ma? Ada apa, Ma?" Neera makin takut karena mamanya tidak menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi sekarang. "Kenapa harus ke rumah sakit?"

"Papa kecelakaan, Neera!" Tangisan yang tadinya tidak begitu terdengar sekarang terasa tidak tertahan. Tangisan histeris mamanya dari panggilan sangat menyakitkan dan membuat Neera langsung membeku mendengar ini. "Papa kehilangan banyak darah. Kamu cepat ke rumah sakit!"

Yang Tak Dewa MengertiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang