41. Tidak Peduli

347 75 19
                                    

FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA

KLIK VOTE, KOMENTAR, DAN SHARE KE TEMAN-TEMAN KAMU AJAK MEREKA UNTUK BACA CERITA INI JUGA

SEMOGA SUKA ❤

TERIMA KASIH 🥰

Menurutku, bagian tersulit dari kehilangan seseorang, bukanlah harus mengucapkan selamat tinggal, melainkan belajar untuk hidup tanpanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menurutku, bagian tersulit dari kehilangan seseorang, bukanlah harus mengucapkan selamat tinggal, melainkan belajar untuk hidup tanpanya.

----------------

Neera menghampiri Sanee, mamanya yang sedang duduk di kamar sambil memperhatikan foto Ranu. Tetapi Sanee langsung menyadari dan dia melihat kehadiran Neera di ambang pintu. Sanee meminta Neera untuk duduk di dekatnya. Ada tatapan sedih yang terpancar di wajah Sanee namun dia tetap tersenyum seakan menunjukkan bahwa masih bisa sekuat itu menerima kepergian Ranu.

"Mama mau kerja?" tanya Neera ketika melihat pakaian rapi mamanya. "Di mana?"

Sanee mengangguk menjawab pertanyaan putrinya. "Di perusahaan tempat kerja papa. Walaupun memang gak dibidang yang papa bisa, Mama menawarkan diri untuk bekerja di keuangan. Mama perlu uang untuk membiayai sekolah kamu dan juga untuk keluarga kita."

Neera mengangguk pelan mendengar itu. Ia bersandar pada bahu mamanya sambil memeluk Sanee erat. "Apa Neera boleh cerita, Ma?"

"Boleh dong. Mama sangat menantikan anak Mama cerita apa pun itu. Mama senang kalau kamu terbuka sama Mama." Sanee mengusap lembut kepala Neera. "Mama selalu khawatir terjadi apa-apa sama kamu, Ra. Apalagi waktu kamu masuk rumah sakit. Mulai sekarang jangan takut buat cerita ya?"

"Neera gak apa-apa, Ma." Cewek itu masih memeluk mamanya, kali ini ia ingin bermanja. "Tapi buat sekarang, apa yang mau Neera ceritakan, ini benar-benar mengganggu pikiran aku. Dan membuat aku ... takut."

"Ada apa?" tanya Sanee tenang. "Kenapa kamu sampai takut?"

"Semua ini berkaitan sama Om Genio, sahabat Mama." Neera menjawabnya dengan pelan, ia begitu takut untuk memulai percakapan ini. "Neera mau Mama tau tentang sahabat Mama dan apa yang sedang Neera rasakan akhir-akhir ini."

Yang Tak Dewa MengertiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang