CHAPTER 20

290 59 9
                                    

FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA

KLIK VOTE, KOMENTAR, DAN SHARE KE TEMAN-TEMAN KAMU AJAK MEREKA UNTUK BACA CERITA INI JUGA

SEMOGA SUKA ❤

TERIMA KASIH 🥰

TERIMA KASIH 🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER 20

Yang Tak Dewa Mengerti

oleh Hai Naira

-------­--

"Ternyata dari awal mama kamu yang benar, Dewa."

Suara Naira berhasil menghentikan langkah kaki Dewa yang ingin pergi menjauh. Cewek itu tersenyum pahit karena Dewa bahkan tidak ingin membalikkan badannya. Hanya untuk menatapnya saja cowok itu tidak mau.

"Harusnya dari dulu kita gak pernah kenal. Harusnya dari dulu kita gak boleh dekat. Supaya kita ... kita gak akan ada di posisi ini."

Perhatiannya tidak lepas dari punggung Dewa yang masih membelakanginya. Dewa tidak bergerak dari sana, pergi atau pun menghampiri Naira.

"Aku lihat langsung, waktu itu papa kamu datang ke rumahku. Aku juga dengar kalau dia mencintai mamaku." Naira melanjutkan lagi setiap ucapan yang ingin ia sampaikan ke cowok itu. "Tapi aku gak tau kalau ternyata mereka berdua pernah dekat dan pernah saling mencintai."

Di lorong dekat toilet saat jam pelajaran begitu sepi, membuat Naira berani mengatakan ini secara langsung di sana. Meski sebenarnya ia tidak peduli jika ada orang lain yang ingin mendengar. Ia hanya memanfaatkan kesempatan ketika melihat Dewa dalam jarak dekat. Tidak ada waktu pasti saat ini untuk berbicara dengan cowok itu ketika Dewa terus menjauh darinya.

"Mama aku menolak papa kamu. Mungkin dia pernah memiliki cinta itu, mungkin dulu perasaan mereka sama besarnya, tapi untuk sekarang, itu cuma cerita lama mereka.

"Kamu perlu tau, Dewa, semua manusia di dunia ini berhak mencintai dan menyukai apa pun yang mereka mau. Termasuk papa kamu dan juga kamu sendiri. Tapi kadang, kita sebagai manusia itu sendiri perlu sadar kalau tidak semua yang ada di dunia itu milik kita. Gak semua yang kita mau itu terbaik buat kita.

"Dan mama kamu menerapkan itu. Mama kamu mau kamu sadar kalau perasaan cinta kamu untukku bukan yang terbaik."

Perhatian Naira teralihkan ketika ada seorang murid cewek yang bingung memperhatikan dirinya dengan Dewa hanya berdiri di depan toilet. Namun Naira memberikan senyum tipis dan memastikan kalau cewek itu tidak menganggunya berbicara dengan Dewa.

"Sekarang kamu boleh suka sama cewek lain. Kamu lebih suka Inez atau Liebi? Aku gak bisa pilih siapa yang terbaik, you do you, kamu pasti tau siapa perempuan yang tepat buat kamu cintai."

Naira berjalan perlahan dan melewati Dewa yang tadi masih diam saja. Sekarang ia berdiri tepat di depan cowok itu lalu memberikan senyuman tulus.

Menatap mata Dewa yang tidak akan bisa dirinya raih lagi.

"Keputusan kamu menjauh dariku juga tepat. Kita perlu terbiasa buat gak saling sama-sama karena kita tau—we know semuanya berakhir.

"Tapi yang perlu kamu ingat. For me, mama adalah ibu terbaik di dunia ini, Dewa. Aku tau dan aku harap kamu percaya itu. Dia gak akan pernah mau buat orang lain menangis karena dirinya. She doesn't want you to be sad. Sama kayak aku, aku juga gak mau kamu merasa hidup kamu hancur.

"Kamu gak hancur, Dewa. Hidup kamu dan mama kamu akan baik-baik aja. Dan aku gak tau apa yang terjadi nantinya sama papa kamu. Tapi, mamaku juga mempunyai keputusan yang tepat untuk tidak menerima papa kamu.

"Mamaku bilang, cinta itu hadir dan bernilai buat semua orang. Aku setuju. Kamu sangat bernilai buatku. Cinta itu selalu hadir cuma buat kamu. Tapi kalau akhirnya harus melepaskan kamu, mungkin itu caranya mencintai yang benar."

Gimana chapter ini menurut kamu?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gimana chapter ini menurut kamu?

NEXT?

VOTE!

KOMEN!

SHARE ke teman-teman kamu!

TERIMA KASIH

FOLLOW MEDIA SOSIALKU

FOLLOW MEDIA SOSIALKU

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Yang Tak Dewa MengertiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang