38. Kembali Kehilangan

324 80 50
                                    

FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA

KLIK VOTE, KOMENTAR, DAN SHARE KE TEMAN-TEMAN KAMU AJAK MEREKA UNTUK BACA CERITA INI JUGA

SEMOGA SUKA ❤

TERIMA KASIH 🥰

Suara cewek-cewek Success School tidak berubah semenjak Neera selalu duduk di pinggir lapangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara cewek-cewek Success School tidak berubah semenjak Neera selalu duduk di pinggir lapangan. Mereka sama ramainya dan begitu semangat untuk mendukung semua murid cowok yang sedang berlatih di tengah lapangan sana. Neera juga kembali duduk di kursi yang biasanya ia tempati. Termasuk Dewa yang sekarang sedang fokus pada permainan cowok itu.

Namun dari semua hal yang sama di lapangan, ada yang berbeda di antara Neera dan Dewa. Mereka berdua bukan lagi orang asing.

Tetapi pada akhirnya, mereka juga berakhir kembali menjadi asing.

Biasanya Neera akan diam-diam tersenyum memperhatikan Dewa dari pinggir lapangan. Mengumpulkan setiap memori sore itu untuk ia tuangkan ke dalam cerita fiksinya dengan Dewa. Namun sekarang, laptop di pangkuan Neera sejak tadi hanya terbuka tanpa tahu apa yang akan terjadi pada tulisan itu—pada cerita yang seharusnya Neera selesaikan dengan mudah.

Perhatiannya tidak lepas dari Dewa yang terus memimpin permainan dengan kehebatan cowok itu bermain bola basket. Dia selalu saja berhasil menjadi pusat perhatian banyak orang.

Neera merasakan sesak di dada dan pikirannya benar-benar penuh dengan semua hal tentang cowok itu. Ia sendiri tidak mengerti mengapa dirinya begitu tahan menghadapi ini semua. Seharusnya sejak awal Neera sadar diri dan berhenti. Tapi sialnya, manusia memang selalu menginginkan sesuatu yang menyebabkan mereka terluka.

Tangan Neera mulai mengetik pada laptop dan tidak memedulikan lagi apa pun di sekitarnya. Ia tidak peduli suara teriakan cewek-cewek itu. Ia tidak peduli sehebat apa permainan basket cowok-cowok Success School. Hari ini, detik ini, di lapangan ini. Neera hanya bersama pikirannya dan juga cerita fiksi yang harus ia hentikan secepatnya.

Aku suka sama kamu, Dewa.

Aku cinta sama kamu, Dewa.

Aku cuma mau kamu, Dewa.

Yang Tak Dewa MengertiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang