35. Seperti Semula

320 75 6
                                    

FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA

KLIK VOTE, KOMENTAR, DAN SHARE KE TEMAN-TEMAN KAMU AJAK MEREKA UNTUK BACA CERITA INI JUGA

SEMOGA SUKA ❤

TERIMA KASIH 🥰

Mungkin memang sejak awal cinta ini kutukan karena kita tidak pernah memulai apa-apa dan juga berakhir tanpa apa-apa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mungkin memang sejak awal cinta ini kutukan karena kita tidak pernah memulai apa-apa dan juga berakhir tanpa apa-apa.

----------

Bunyi bel rumah terdengar, Neera yang sadar pun langsung berdiri untuk membuka pintu. Ia membiarkan papa tiri Dewa berbicara dengan mamanya. Meski Neera masih penasaran dengan kisah mereka dulu sampai Genio dengan begitu berani menyatakan perasaannya pada Sanee.

Tetapi satu hal yang membuat Neera kesal, sekarang siapa lagi orang yang datang ke rumahnya? Sejak tadi Neera sudah terlalu banyak menerima tamu dan Genio, tamu terakhir yang berhasil membuat ia terkejut.

"Maaf, siapa ya-" Kejutan kedua. "-Dewa? Lo ke sini ... ada apa?"

Neera tidak bisa menyembunyikan kebingungannya ketika dua orang yang saling berhubungan itu datang ke rumahnya. Apalagi sekarang Neera ingat Dewa menjauh darinya saat terakhir mereka berdua bertemu.

Kali ini kedua alis Neera menaik, jelas ia bertanya-tanya dengan rencana mereka semua di rumahnya. Selain cowok itu juga yang tiba-tiba datang bersamaan dengan Genio-papa tiri Dewa yang sedang ada di rumah ini.

"Ikut gue, Ra!" pinta Dewa cepat.

Walaupun itu membuat Neera makin bingung. "Ke mana?"

"Ikut aja, sebentar!"

Meskipun ragu, Neera akhirnya mengangguk menyetujui, dan sore itu Dewa membawanya pergi.

Jalan sore kota Jakarta berhasil dilalui oleh motor Dewa. Ia memang membawa Neera tanpa persiapan apa-apa. Cewek itu pun hanya berpakaian seadanya dan helm yang diberikan Dewa sekarang ada di kepala Neera. Semuanya tidak begitu penting bagi Dewa karena yang terpenting sekarang pembicaraan mereka. Sementara motor Dewa melaju begitu cepat hingga rasanya obrolan mereka akan sia-sia saja.

Yang Tak Dewa MengertiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang