"Hai, Naga!" Alenda melambaikan tangan pada naga besar yang sedang minum di danau. Naga itu adalah naga yang telah membantunya saat para iblis mendatangi kediaman Celsion, tepatnya saat pesta pernikahan Galya. Sesekali di siang hari Alenda mengunjunginya.
"Wah, kau sudah tumbuh lebih besar dari saat terakhir kali aku mengunjungimu." Alenda mengusap dagu naga dengan berani. Dielus begitu adalah kesukaan naga, jadi dia menggerak-gerakkan kepalanya untuk menikmati sentuhan itu.
"Aku tau kalau kau juga setengah manusia. Berubahlah, aku ingin bicara," ucap Alenda. Kepala naga itu lantas menunduk hingga menyentuh tanah. Berubahlah seekor naga besar menjadi pria dewasa dengan rambut merah gelap. Pakaiannya acak-acakan dan rambutnya sedikit bergelombang. Dia mengacak rambutnya dengan lengan yang begitu kekar.
"Saya terkejut saat mendengarnya. Saya kira Yang Mulia tidak tau tentang saya sehingga dengan mudah menyentuh saya."
Alenda terkekeh. "Aku sudah curiga sejak Gavier suka mengomel setiap aku memujimu."
Alenda mendekat ke pinggir danau dan mendudukkan diri. Naga itu tampak berdiri di belakang Alenda sebab pantulannya terlihat di permukaan air. "Ke marilah, duduk di sampingku."
Dia pun menurut dan duduk bersila di samping Alenda.
"Siapa namamu?"
"Oryza."
Alenda mengacak pelan puncak rambut Oryza. Entahlah, gemas saja melihatnya.
"Sepertinya Anda sangat suka menyentuh kepala saya," kata Oryza yang memejamkan mata.
"Sepertinya kau sangat menikmatinya, Oryza."
Sontak Oryza menjauhkan kepalanya. "I--itu tidak benar, Yang Mulia!"
Alenda tertawa renyah, reaksi Oryza mengingatkannya kepada Gavier. "Sekali lagi terima kasih sudah datang saat itu."
"Sebenarnya, Yang Mulia ...." Oryza mengubah posisinya agar menghadap Alenda. "... saya tidak membantu Anda sama sekali. Anda lah yang melindungi saya. Jika saya tetap terbang saat itu, maka sayap saya akan terpotong. Jadi, bukan saya yang telah menyelamatkan Anda. Anda lah yang berhasil menggunakan kekuatan dewa."
"Kekuatan dewa?"
"Iya. Saya bisa merasakan aura Dewa Hephaestus melalui kekuatan itu," ucap Oryza.
"A--apa? Dewa Hephaestus?! Apa kau yakin dengan itu? Bukankah harusnya Gavier ...."
"Ah, tuan? Tuan tidak bisa. Kekuatannya disegel kekaisaran sejak orang tuanya meninggal karena bisa melukai orang lain," ungkap Oryza. Topik ini semakin serius. Alenda tak percaya bahwa si naga Oryza yang dia pikir hanya akan menjadi teman bermainnya tau segala hal soal Gavier.
"Tunggu ... disegel? Apa maksudnya? Kulihat dia masih punya lima tanda elemen di punggung. Itu artinya dia masih menguasai keseluruhan elemen, kan?"
"Kekuasaan elemen dan kekuatan dewa adalah dua hal yang berbeda, Yang Mulia. Anda berhasil menguasai kekuatan dewa hanya dengan satu elemen, sedangkan Tuan Gavier ... seluruh elemennya takkan ada apa-apanya jika harus dihadapkan kemampuan Anda. Itu sebabnya banyak iblis ingin menyerap dan memakan aura Anda."
Lantas Alenda langsung memeluk dirinya sendiri. "Kau juga sama? Kau kan termasuk iblis!"
"Oh, tidak. Saya vegetarian. Anda bukan selera saya, Yang Mulia." Ucapan Oryza memang sedikit menyinggung Alenda, tapi itu lebih baik daripada mendengar bahwa Oryza menginginkannya. "Lagipula saya ini ingin hidup tenang. Lahir, tumbuh, pubertas, menjalani hidup, dan mati dengan tenang."
"Jadi begitu siklus hidup naga?"
"Tidak. Ada yang kurang. Sebenarnya kami butuh partner, di mana partner inilah yang nantinya akan memiliki jantung abadi kami sehingga bisa hidup lama bersama kami. Saat kami mati, mereka juga akan mati dan saat mereka mati, kami juga akan mati. Dengan kata lain, pasangan sehidup semati. Apa Tuan Gavier sudah menjelaskannya?"

KAMU SEDANG MEMBACA
The Beast & His Secret
Fantasy[REUPLOAD, BURUAN BACA!] Zata Nandari adalah gadis metropolitan yang menganut kebebasan tinggi dalam hidup, yang mana pemikiran itu dia peroleh karena dimanjakan oleh kasih sayang orang tua sejak kecil. Sehingga dia tak takut apa pun dan senang meni...