Bab 12

18.1K 2.3K 60
                                    

Enam tahun kemudian, Alenda Laqueen Celsion Hephaestus berhasil mengubah Kerajaan Disappear. Tentu saja perubahan itu tak bisa dia lakukan sendirian. Dia berhasil menguasai politik berkat bantuan Galya yang sudah mendapat pendidikan penerus sejak kecil. Tidak salah Alenda meminta tolong Galya dan berhasil mengambil hatinya.

Sejak terbongkar bahwa Gaffar punya rencana yang buruk padanya, dia gencar menarik perhatian Duke Celsion agar segera menyerahkan posisinya. Beruntung bisnis yang dia ajukan di daerah barat waktu itu berhasil dan memberikan keuntungan banyak. Padahal semuanya juga terjadi berkat Gaffar yang bodoh lantaran terus membocorkan rencananya lewat surat yang dikirimkan ke Alenda. Semua surat itu memang dibantu Anggita untuk membalasnya karena dia terlalu jijik menulis untaian kata-kata manis.

Tapi yang paling membuat Alenda puas adalah keberhasilannya dalam memecat seluruh pejabat negara yang melakukan pengkhianatan. Sayangnya Alenda tak sejahat itu untuk memenggal kepala mereka. Mereka hanya di penjara dalam waktu lama dan setelah pembukaan pendaftaran pegawai istana baru, Alenda bisa menjalankan tugasnya lagi dengan perasaan tenang.

Semuanya berkat bantuan Galya, Anggita, Lalea, dan Duke Eillot. Mereka orang yang hebat.

"Saya menerima Galya Celsion sebagai istri dan berjanji akan mencintai, menyayangi, merawat, dan melindunginya dalam suka maupun duka."

"Saya menerima Ezra Tandiqis sebagai suami dan berjanji akan mencintai, menyayangi, merawat, dan mendampinginya dalam suka maupun duka."

Prok! Prok! Prok!

Alenda mengulum senyum kala melihat Galya dan Ezra yang melakukan sesi ciuman mereka. Saat menikah dulu, Alenda dan Gavier tak bisa melakukannya karena masih di bawah umur.

Ah, jadi keinget lagi, pikir Alenda. Memang sudah enam tahun sejak kepergian Gavier yang tanpa kabar. Rasanya kesal dan ingin marah setiap mengingat bagaimana Gavier terus berperang dan sibuk mencari benda-benda sakti sampai meninggalkannya dalam waktu lama. Setiap dia membicarakannya dengan perdana menteri, Duke Eillot hanya memberi kabar bahwa Gavier baik-baik saja. Bukankah sebagai istri, Alenda berhak tau lebih dari itu?

Enam tahun ... sekarang usia Gavier adalah 24 tahun, kan? Bagaimana rupanya, ya? Apa dia masih memakai topengnya?

Alenda sudah tau asal-usul nenek moyang Gavier. Dia juga tau soal rahasia Gavier yang mungkin akan membuat pria itu marah. Seperti kematian orang tua Gavier yang tidak wajar? Anehnya, Gavier sama sekali tak ingin peristiwa itu diselidiki lebih lanjut. Dia tak peduli siapapun pelakunya. Kata Duke Eillot, Gavier hanya ingin orang tuanya meninggal dengan damai. Selama ini, Alenda benar-benar mengenal siapa Gavier dari cerita dan buku di perpustakaan. Dia bahkan lupa bagaimana suara asli Gavier kala bertemu.

Bukankah ini keterlaluan, Gavier? Kamu meninggalkanku terlalu lama. Apa kamu akan terkejut setelah melihatku lagi? Aku sudah tidak kecil lagi, tubuhku sudah sangat tinggi, pikir Alenda kala mengingat bagaimana pertemuan pertamanya dengan Gavier. Saat itu Gavier bilang kalau Alenda terlalu kecil untuk menjadi istrinya.

"Alenda," panggil seseorang.

"Gaffar?" Alenda tak menyangka bahwa selama enam tahun menghindar akhirnya dia bertemu dengan momen ini. Seharusnya dia segera pergi tadi.

"Benar. Kamu semakin cantik, ya? Apa kamu masih sibuk?"

Alenda menoleh pada Anggita yang berada di sampingnya. Dia memberikan isyarat agar Anggita pergi sebentar.

"Aku ... mungkin karena harus menjalankan tugas setelah Baginda pergi, jadi aku cukup sibuk," kata Alenda. "Kamu baik-baik saja, Gaffar?"

"Tentu saja sangat merindukanmu."

The Beast & His SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang