I just wanna live in this moment forever.
"Aku di sini, Istriku."
Alenda mengucek cepat kedua matanya. Dia kembali menatap pria yang berdiri di depannya. Berusaha meyakinkan dirinya bahwa ini mungkin saja bukan mimpi.
Tiba-tiba Alenda menekan kedua pipi Gavier sampai bibirnya mengerucut. "Kumu ngupuyun, Ulundu?" (Kamu ngapain, Alenda?)
"Ini ... Gavier? Gavier Hephaestus suaminya Alenda Laqueen Celsion Hephaestus?"
Gavier mengerutkan keningnya, lalu manggut-manggut. Detik berikutnya Alenda mendorong kepala Gavier. "Nggak-nggak. Nggak boleh percaya. Suamiku cuma satu dan dia udah meninggal." Alenda mengelus dadanya seperti menahan godaan yang ada.
Gavier bingung, lantas dia memiringkan kepalanya. "Ini beneran aku, loh. Aku ... Gavier. Aku suami kamu."
Alenda menggeleng berkali-kali. Kepala yang tadi Gavier bawa pun diambil kembali oleh Alenda. Kali ini dipeluknya erat. "Gavier cuma satu. Jangan berani-berani menipuku!"
"Apa?"
Alenda berbalik menatap Olivia. "Vi, Oryza di mana?"
Olivia yang juga masih bengong karena bingung melihat interaksi aneh itu pun terkesiap. "Ah? Eh? Ya?" Olivia segera menggelengkan kepalanya agar sadar.
"I--itu ... anu, Yang Mulia, dia sedang ... kalau tidak salah tadi ada di dekat kandang kuda."
"Baiklah," jawab Alenda.
Dia pun meninggalkan Gavier dan Olivia begitu saja. Keduanya saling pandang. Usai punggung Alenda memudar dari pandangan Gavier, pria itu berdecak sambil mengacak rambutnya. "Kok begini? Harusnya tadi kan dia senang sambil memelukku."
"Sa--saya juga bingung, Yang Mulia."
Alenda menghentikan langkahnya kala melihat wajah Oryza yang senyam-senyum sambil menatap sekuntum bunga. Ketika menyadari kedatangan Alenda, dia segera menyembunyikan bunga itu ke belakang punggung. "Nyo--Nyonya?"
"Tadi malam kau yang membawaku, kan?" tanya Alenda langsung tanpa basa-basi.
"Eh? Apa maksud Anda?"
"Yang di lapangan tadi bukan suamiku, kan? Bukan Gavier, kan? Soalnya kan ini kepalanya!" Alenda mengangkat kepala yang mirip Gavier itu ke depan wajah Oryza. Sontak Oryza oleng ke belakang hingga bunga yang dia bawa pun hancur terduduki.
"Ya--Yang Mulia Ratu!" Oryza mencebikkan bibirnya. Dia kesal tapi tidak berani melawan ratunya.
"Aku salah?"
"Anda mengejutkan saya! Saya benar-benar trauma melihat kepala itu. Kenapa Anda dan Tuan Gavier mudah sekali melempar-lemparkan kepala manusia? Jantung saya sudah mau ke luar dari tadi." Oryza menepuk-nepuk dadanya untuk meyakinkan Alenda. "Lalu ...."
Oryza memindahkan tubuhnya sambil menunduk. "Yah ... hancur."
Alenda ikut berjongkok dan memperhatikan bunga mawar yang hancur itu. "Ini untukku?"
Oryza tersenyum paksa. "Maaf ya Yang Mulia, saya kan sudah bilang kalau saya punya tipe ideal. Saya tidak semengenaskan itu untuk memberikan bunga pada istri tuan saya."
"Idih ... memang siapa yang mau sama kamu?" ejek balik Alenda.
"Saya punya kok! Yang Mulia tidak tau, kan? Ya memang tidak. Yang Mulia kan tidak tau apa-apa soal saya."
"Aku tau! Olivia, kan?" ucap Alenda sambil menaik-turunkan alisnya.
Oryza membulatkan matanya. "Dari mana Anda tau?"

KAMU SEDANG MEMBACA
The Beast & His Secret
Fantasy[REUPLOAD, BURUAN BACA!] Zata Nandari adalah gadis metropolitan yang menganut kebebasan tinggi dalam hidup, yang mana pemikiran itu dia peroleh karena dimanjakan oleh kasih sayang orang tua sejak kecil. Sehingga dia tak takut apa pun dan senang meni...