Bab 17

13.9K 1.8K 116
                                    

Ini gila! Ini benar-benar gila! Nggak expect banget kalo mukanya sesuai tipe ideal gue. Bahkan lebih!

Alenda mengalihkan pandangannya, merenung baik-baik tentang apa yang harus dia lakukan setelah ini. Tak mungkin dirinya akan baik-baik saja setelah mengetahui punya suami setampan Gavier.

"Maaf ... maafkan aku," ucap Gavier sembari menutup wajahnya. Dia sadar diri kalau wajahnya seburuk itu.

Alenda mengangkat sebelah alisnya.

Apaan lagi, nih?

"Aku tau kamu akan sangat terkejut seperti ini. Sebenarnya ini adalah pertama kalinya aku punya teman, jadi aku sangat senang sampai ... sampai aku takut kamu pergi kalau tau wajah asliku. Sekarang aku tau semuanya sudah hancur," kata Gavier yang suaranya terdengar bergetar. Dia menutup wajahnya sambil berjongkok agar Alenda tak bisa melihatnya lagi. Sepertinya baju dan topeng Gavier hancur saat mengeluarkan sihirnya.

Ini dia ngomong apa, sih?

Alenda masih tak paham. Lantas dia berjalan mendekati Gavier, tapi Gavier malah menjauh.

"Gavier, aku ...."

"Jangan, Alenda! Aku tau aku menjijikkan. Aku tau kamu pasti takut dan muak di dekatku. Aku akan menerima semuanya, tapi sangat sulit saat orang itu adalah kamu."

Alenda ikut berjongkok di dekat Gavier. "Gavier, tidak seperti itu. Sekarang lihatlah aku!"

Ini anak merendah untuk meroket atau benar-benar tidak tau kalau punya wajah tampan? Buruk rupa? Persetan. Aku yakin orang-orang yang mengatakannya akan mencuci lidah mati-matian.

"Tidak, Alenda. Jangan begini padaku. Kamu membuatku seperti monster," kata Gavier.

"Gavier, kubilang lihat aku!"

Gavier menggeleng. "Aku tidak akan melakukannya."

Alenda sudah sangat kesal. Dia pun menarik wajah Gavier sampai menghadapnya. Pria itu terkejut dengan kekuatan Alenda. Dia membulatkan kedua matanya kala wajah Alenda begitu dekat dengannya. Apa wanita ini tidak jijik?

Alenda masih diam. Dia benar-benar menahan dirinya. Wajah ini ... astaga, ini benar-benar emas. Kulitnya putih sebersih bayi, alisnya tebal dan sehat, bibirnya merah sedikit pucat. Kalau dilihat bibirnya memang tidak tebal, tapi saat tersenyum lengkungannya sangat indah. Ada sedikit kumis tipis yang membuatnya manis. Hidung mancungnya memberikan kesan tegas. Iris mata biru gelap menambah kesempurnaannya.

Apa dia malaikat?

Alenda tak pernah menjumpai makhluk sesempurna ini. Dia yakin seratus persen kalau Gavier tinggal di dunianya maka dia akan menjadi artis papan atas yang digilai banyak wanita.

"Apa ini jelek?" tanya Alenda.

"Apa maksudmu? Apa kau tidak melihat panu, kudis, dan berbagai macam penyakit kulit di wajahku? Jerawat yang banyak, berminyak, dan memuakkan. Lihatlah!" ucap Gavier.

Alenda mengernyit. Dia tidak mengerti apa maksud Gavier dengan itu semua. Yang jelas, semua yang dikatakan Gavier tidaklah benar.

"Apa kau pernah berkaca?"

"Setiap hari aku berkaca untuk mengingatkan betapa buruk rupanya aku."

Alenda terdiam lagi. Sepertinya ada sesuatu yang terjadi. Mungkin ini ada hubungannya dengan kutukan Dewa Hephaestus yang dia baca waktu itu. Di dalam cerita, Hephaestus memang buruk rupa, kan? Walau kenyataannya, Gavier malah setampan ini. Kalau diingat-ingat, Ares dan Aphrodite adalah pasangan sempurna di mana keduanya tampan dan cantik. Mungkin saja Gavier keturunan dari Ares-Aphrodite.

The Beast & His SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang