- Kadang kalo pas adegan aksi di The Beast & His Secret biasanya gue denger lagunya Neoni ~ Darkside. Feelnya langsung dapet. -
***
"SIALAN!"
Pendeta agung menghempas jubahnya ke belakang lalu berjalan dengan gagahnya.
"Siapa pun yang telah mengganggu acara suci di kuil pasti akan mendapat balasan yang besar dari dewa!" serunya yang berhasil memprovokasi orang-orang yang otaknya sudah terkontaminasi.
Melihat itu, Gavier menyikut lengan Aezarus sebagai isyarat agar dia mengikuti langkahnya.
"Ke mana, Yang Mulia?" tanya Aezarus di samping Gavier yang berjalan cepat ke luar kuil.
"Melihat apa yang terjadi di luar karena aku merasa tidak asing dengan suaranya," jawab Gavier hingga kaki mereka sampai di pilar-pilar besar kuil bagian depan. Dari sisik dan auranya, Gavier tau dia adalah Oryza. Apa yang dilakukan naga itu di sini?
"Siapa kau? Apa maumu?!"
Alenda sebenarnya tak ingin memulai ini semua dengan kasar, tapi dia jelas mendengar teriakan anak kecil yang menangis. Selain itu Oryza juga mengungkap bahwa pria tua yang dipanggil pendeta ini sudah menampar gadis itu berkali-kali. Bagaimana tidak kesal? Alenda jadi membayangkan bagaimana jika dia mengabaikan Zata lalu gadis kecil ini harus menerima perlakuan yang sama dari orang-orang itu ketika datang ke sini sendiri.
"Aku ingin mencari orang tuanya!" ucap Alenda. Zata pun muncul dari balik punggung Alenda.
"Di mana ayah dan ibu?!" seru Zata dengan tatapan tajam. Dia benci laki-laki yang selalu ingin dipanggil 'papa' oleh para gadis kecil. Zata jadi teringat bagaimana dia dipaksa mencium kakek ini.
"Loh, Zata?" Senyum pria itu langsung melebar. Dia menurunkan tongkatnya, kemudian berjalan cepat ke arah Alenda. Tangannya terbuka lebar, hendak memeluk gadis kecil yang sempat kabur darinya ini. "Papa merindukanmu, Sayang!"
Papa? Pengin kutendang burungnya, batin Alenda yang super merinding kala mendengarnya.
"Ratu! Aku takut!" Zata segera bersembunyi di balik Alenda lagi.
"Zata? Jangan takut. Ini papa. Papa akan membawamu ke ayah dan ibu. Zata percaya sama papa, kan?"
Zata mengintip. Dia langsung menggeleng sebagai jawaban.
"Anak keras kepala! Kau itu pengantinku!" Akhirnya muncul juga sifat asli pendeta. Dia langsung berlari untuk menerkam Zata. Spontan Alenda mengeluarkan mana api birunya. Pengawal yang berjaga di sisi kanan kiri pendeta langsung mengacungkan pedang mereka ke arah Alenda.
"Ha! Jadi kau datang dengan seorang penyihir, Zata?" Pendeta melipat kerah jubah bagian lengannya sampai siku. "Atau dia kakakmu? Kalau kau tak ingin menikah denganmu, kakakmu juga tidak masalah."
"Ingin sekali kurobek mulut baumu itu," ucap Alenda tanpa takut.
"Dengarlah, Anak Muda, sihir gelapmu itu tak akan bisa melawan kekuatan suciku yang berasal dari dewa. Yang ada, kau hanya akan mati terbakar sampai neraka," ucap pendeta.
"Banyak bicara!" Alenda membuka kedua telapak tangannya dan meremas api biru yang muncul. "LASYONIKITELA!"
Alenda langsung mengarahkannya pada tubuh pendeta, berharap pria itu akan segera meledak oleh kekuatannya. Namun, nihil. Betapa terkejut Alenda kala melihat gelembung besar melindungi tubuh sang pendeta.
"Aku sudah bilang, kan?" Setelah mengatakan itu, pendeta mengacungkan kedua tangannya ke depan hingga tubuh Alenda dan Zata terhempas jauh ke belakang. Untung sayap besar Oryza segera menahan tubuh mereka agar tak jatuh ke tanah.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Beast & His Secret
Fantasia[REUPLOAD, BURUAN BACA!] Zata Nandari adalah gadis metropolitan yang menganut kebebasan tinggi dalam hidup, yang mana pemikiran itu dia peroleh karena dimanjakan oleh kasih sayang orang tua sejak kecil. Sehingga dia tak takut apa pun dan senang meni...