Bab 31

12.8K 1.4K 21
                                    

- Hahaha, gimana? Udah kesel belom? Ezra jadi dipenggal nggak nih? Adires udah semangat banget, loh :v -

***

"Gimana, nih?" Alenda menggigiti ujung kukunya. Kalau besok Galya bertemu dengan Lalea, ini gawat.

Krieeet ....

"Kau belum tidur juga?"

Alenda mendongak, tapi dia tidak bisa tau itu Gavier atau Adires.

"Kau Gavier atau Adires?"

"Adires," jawabnya sembari berjalan mendekat lalu mendudukkan diri di sebelah Alenda, di atas ranjang yang sama.

"Apa yang kau lakukan di sini? Biasanya Gavier tidur di kamar sebelah atau sofa di sana," ucap Alenda sembari meminggirkan tubuhnya agar tidak terlalu dekat dengan Adires.

"Aku sedang ingin tidur denganmu, memang kenapa?"

"Apa?!" Alenda segera memeluk dirinya sendiri. "Tidak mau! Terakhir kali sangat menyakitkan!"

Mendengar itu, telinga Adires memerah. Tapi dia malah tertawa renyah sampai Alenda kebingungan. "Kenapa pikiranmu jauh sekali? Maksudku, tidur di atas kasur yang sama, bukan hal lain. Aku tak menyangka otakmu berpikir ke arah sana."

"APA?!" Wajah Alenda langsung merah padam. Dia pukul Adires dengan bantal untuk menutupinya. "Kau menyebalkan!"

"Tapi aku tidak sebrengsek Ezra. Iya, kan?"

"Halah, kalian berdua sama saja. Hanya berbeda metode. Walau menikah denganku, kau mencintai perempuan lain. Ya, kan?"

Adires terdiam, dia menghela napas panjang sebagai gantinya. Alenda jadi merasa aneh karena Adires tak lagi menjawab ucapannya. Apa dia sudah keliru? Apa Alenda salah bicara?

"Hei, kau marah denganku?" tanya Alenda sembari menoel lengan Adires dengan jari telunjuknya.

"Hari ini aku menemui Permaisuri Nindy."

Yah, Alenda menyesal bertanya. Dia tidak penasaran dan tidak mau mendengarnya. Takut malah menyakiti hatinya sendiri.

"Kau tidak bertanya, mengapa aku ke sana?" tanya Adires yang menyadari perubahan suasana hati Alenda.

"Aku tidak peduli. Gavier bilang, itu urusan di antara kau dan dia. Jadi aku merasa tidak perlu tau."

"Tapi kau kan istriku, kau bisa bertanya apa yang terjadi." Adires menggenggam jari kelingking Alenda yang berada di atas guling. Lantas Alenda menarik tangannya dari Adires.

"Kubilang, aku tidak penasaran!" Alenda kesal kalau mengingatnya. Dia tidak mau mencari penyakit.

"Kau yakin tidak penasaran?" Adires semakin mendekatkan diri pada Alenda.

"Iya ... mungkin."

Adires menyandarkan tubuhnya pada badan kasur. "Tadi, aku bertanya pada Permaisuri Nindy apakah selama ini dia benar-benar mencintaiku atau bermain-main dengan perasaanku. Tapi kau tau apa jawabannya?"

Alenda tak ingin dengar, tapi diam-diam malah membuka telinga lebar-lebar.

"Dia kebingungan dan bertanya sejak kapan aku mencintainya. Hahaha ... bodoh sekali."

The Beast & His SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang