Bab 33

9.6K 1.2K 32
                                    

"Hahaha ... menyenangkan sekali!"

Gavier yang memiliki perdarahan hebat di bagian perut sudah terbaring lemas. Mulutnya memuntahkan banyak darah. Tidak berhenti di situ, Elfatir dan sejumlah pasukannya menggebuki tubuh Gavier hingga pria itu tak lagi bisa membuka mata. Sekujur tubuhnya dipenuhi rasa sakit yang luar biasa.

Kala nyanyiannya usai, tubuh Alenda limbung. Pinggangnya langsung ditangkap oleh Elfatir hingga gadis itu akhirnya membuka mata. "Si ... apa kau?"

Rasanya Alenda masih seperti disihir oleh sesuatu. Lantas Elfatir mengusap pipinya. "Wanita yang cantik, perkenalkan saya Elfatir. Anda akan menjadi partner saya. Sehidup, semati."

Alenda memberontak, hendak menolak tawaran yang lebih seperti pernyataan itu. Kala melirik ke kanan, Alenda melihat tubuh Gavier yang babak-belur. Kesadaran yang sebelumnya terombang-ambing kini datang secara penuh. "Gavier!"

"Dia sudah mati," ucap Elfatir.

"APA?!" Alenda tak percaya. Dia dorong pria yang kini masih mendekapnya itu, tapi tenaganya begitu lemah sehingga dorongan itu tak berdampak apa-apa. "Lepaskan aku! Aku ingin menghampiri suamiku!"

"Dan dia akan benar-benar mati jika kau tidak menuruti perintahku."

"ARRRGH!" Air mata Alenda berlinangan kala dia mendengar erangan sakit Gavier berkali-kali.

"Tidak! Tidak! Hentikan! Cukup! Jangan sakiti dia lagi! Baiklah, gunakan aku! Kumohon, jangan sakiti dia! Aku saja! Aku saja!" Alenda yang tak tega langsung berteriak sambil menutup telinganya. Dia berharap Gavier bisa bertahan sampai Alenda memberikan apa yang orang-orang jahat ini mau.

"Bagus. Kalau dari awal begini kan enak."

Elfatir mengangkat dagu Alenda. "Benar-benar cantik. Beruntung sekali dia menikahimu."

Alenda membalas tatapan penuh nafsu Elfatir dengan tajam. Kalau memang dengan memberikan dirinya bisa menyelamatkan nyawa Gavier, dia tidak akan berpikir terlalu rumit.

Alenda lihat Elfatir sedang mengumpulkan mana kemudian membuka langit aula hingga terlihat langsung bulan penuh di atas mereka. "Atas nama Dewi Hera kupersembahkan jantungku pada partner-ku yang akan berjanji sehidup semati dalam keabadian!"

Setelah mengatakan itu, awan kabut tampak berkumpul hingga bulan tersembunyi rapat di baliknya. Kala kembali terbuka, bulan itu berubah menjadi warna merah. Ikatan antara Alenda dan Elfatir telah diresmikan di atas langit dengan restu penguasa alam semesta.

Alenda yang tak terima hanya bisa menangis. Dia terima ciuman bukti Elfatir sebagai partner-nya. Walau begitu, tangannya masih berusaha mendorong dada Elfatir agar pria itu menjauh. Air matanya menetes seiring dengan Elfatir yang melumat bibirnya. Rasanya sangat sakit dan menyesakkan.

Apa yang harus aku lakukan sekarang, Gavier?

Lalu sesuatu yang kasar terasa menggerogoti dada mereka. "Argh!"

Baik Elfatir maupun Alenda merasakan rasa sakit kuat di bagian dada mereka sebab perpindahan jantung abadi Elfatir kepada Alenda.

"A ... lenda," gumam Gavier kala melihat itu semua. Dia tidak bisa bergerak atau menghentikan hal itu. Satu-satunya yang dia mampu hanya menangis karena Alenda tidak bisa dia miliki sepenuhnya.

Maafkan aku, Gavier.

Rasa sakit Elfatir jauh lebih besar dari Alenda, sehingga dia masih kesakitan sedangkan Alenda sudah berlari ke arah Gavier.

"Gavier! Gavier! Kau bisa mendengarku?" Alenda melihat darah segar di berbagai tempat, khususnya di perutnya. "Astaga, bagaimana bisa jadi begini?"

"Kumohon ... siapapun, izinkan kami pergi! Aku sudah memberikan apa yang kau mau, kan?!" teriak Alenda ke arah Elfatir yang masih mengusap dadanya.

The Beast & His SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang