Warning, part ini sedikit sensitif. Harap lebih bijak membaca.
***
"Apa?"
Alenda menepuk-nepuk pelan tangan Gavier yang ada di dalam genggamannya. "Kita ... akan segera memiliki anak. Aku hamil, Gavier."
Perlahan Gavier menjauhkan tangannya dari Alenda. Ekspresinya tampak sangat terkejut. Bahkan sepertinya pria itu tak lagi bisa merasakan apa yang terjadi di sekitar. Semua ini sangat membingungkan. Apalagi rasanya seperti ada sesuatu yang membuncah dari dadanya. Sesuatu yang apabila dadanya dibuka akan muncul kupu-kupu berterbangan.
Gavier pun kembali menyentuh perut Alenda, meraba-raba keberadaan makhluk yang tinggal di dalam istrinya. "Ini ... anak?"
Alenda mengangguk dengan sabar. Dia tau hal ini pasti akan sangat mengejutkan Gavier. Bahkan reaksi Gavier juga sesuai dengan prediksinya.
"Makhluk kecil ini ... anak kita, Alenda?" tanya Gavier lagi, seolah benar-benar tak percaya kalau tidak bertanya berulangkali dan Alenda masih menjawab dengan anggukan. "Ini beneran aku yang bikin?"
"Ya masa Oryza?"
Gavier menautkan kedua alisnya. "ORYZA?!"
"Ma--maksudku ... suamiku kan kamu. Aku cuma pernah tidur sama kamu. Masa yang bikin orang lain?" Alenda jadi panik karena ucapannya sendiri. Semoga saja Gavier tidak salah paham.
Saat Alenda hendak melihat raut Gavier lagi, dia otomatis melebarkan pupilnya. Pria itu ... menangis. Benar! Gavier sungguh menangis. Buktinya dia mengucek matanya berulangkali, berusaha untuk tidak membiarkan air matanya keluar sedikit pun.
"Hei, Gav?"
"... sebentar." Gavier berusaha menenangkan dirinya. Dia ingin berhenti menangis, tapi tidak bisa. Air matanya terus saja mengalir. Seakan sesuatu yang menyesakkan di dadanya mulai menguap. Sebenarnya dia kenapa?
"Jangan nangis ... nanti aku ikut nangis juga." Alenda mengusap air mata di pipi pria itu, dia jadi ikut berkaca-kaca.
"Kalo aku ... nggak bisa jadi ayah yang baik buat dia gimana, Nda?" kata Gavier. Hal itu lah yang terus mengganggu pikirannya sepanjang dia menangis bahagia.
"Dia sayang sama kamu kok. Aku tau itu. Kamu nggak perlu jadi ayah yang sempurna, cukup sayangi dia."
Gavier mulai berhasil menghentikan air matanya. Dia mengusap tangis miliknya dengan kerah kemeja lalu menatap lekat Alenda. "Aku pernah dengar kalau hamil dan melahirkan itu sulit. Jadi, kamu harus bilang apa pun yang kamu rasain, ya?"
Gavier menyentuh perut Alenda. "Di dalam sini kan anak kita. Aku nggak mau cuma kamu yang susah sendiri. Jadi aku juga mau merasakan itu. Kalau perlu, susahin aku nggak pa-pa."
Alenda terharu mendengarnya. Dia tangkup kedua pipi Gavier saking gemasnya.
Ya Tuhan, makasih udah dikasih suami kayak dia! batin Alenda. Setelah itu dia langsung menyerang wajah Gavier dengan ratusan ciuman. Gavier sendiri jadi kelabakan dan hanya bisa memejamkan mata.
"A--Alenda?"
"Diem, aku lagi terapi bersyukur."
"Bersyukur untuk apa?"
"Bersyukur karena ayahmu jodohin kita."
Di sisi lain, ada Oryza dan Zata yang sedang berbincang berdua. Sepertinya gadis kecil ini senang sekali mendengar cerita Oryza tentang dongeng kancil dan beruang. Sehingga sampai jam segini Zata belum juga tidur.
"Wah, seru!" ucap Zata sambil menepuk tangannya.
Oryza terkekeh, Zata adalah gadis kecil yang menggemaskan. Sehingga Oryza tak merasa berat untuk menemaninya atau direpoti olehnya. "Mau dengar cerita lagi atau tidur? Ini sudah malam, loh. Katanya besok kau ingin bertemu orang tuamu, kan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
The Beast & His Secret
Fantasy[REUPLOAD, BURUAN BACA!] Zata Nandari adalah gadis metropolitan yang menganut kebebasan tinggi dalam hidup, yang mana pemikiran itu dia peroleh karena dimanjakan oleh kasih sayang orang tua sejak kecil. Sehingga dia tak takut apa pun dan senang meni...