Bab 53

7K 1.1K 64
                                    

Lima tahun kemudian, Negara Disappear sudah menjadi negara maju. Seluruh penduduknya hidup sejahtera oleh berbagai fasilitas mulai dari pendidikan hingga kebutuhan rumah tangga yang terjamin oleh negara. Hal yang paling Alenda gencarkan selama menduduki posisi ratu adalah bagaimana mengelola sumber daya manusia agar mendapatkan hasil yang menguntung untuk semua orang.

Kekaisaran yang kini telah dipimpin oleh raja dari Kerajaan Narunei juga mampu memimpin dengan kebijakan yang lebih adil dari kaisar sebelumnya. Sesuai dengan perjanjian serikat raja-raja, kematian kaisar sebelumnya harus dirahasiakan dan keeratan keamanan benua dalam hal sihir harus ditingkatkan. Menara sihir yang bertugas memantau dan mengendalikan sihir di seluruh wilayah juga sudah mengakui kesalahan mereka yang telah lengah.

"Iya, begini. Langkah satu ... dua ... kanan ... terus kiri." Alenda mengulurkan tangannya lalu menarik tangan anak kecil itu. "Wah! Bagus sekali, Viktor!"

"Be--benalkah, Ibunda?"

Alenda mengangguk dengan cepat. Latihan dansa Viktor hari ini memiliki kemajuan pesat. Spontan Alenda menggendong Viktor dan memutar-mutarnya di udara. "Anak ibunda memang yang terhebat!"

"Itu benar sekali, Pangeran! Anda sangat hebat!" Dari jauh Anggita bertepuk tangan dengan semangat. Pangeran Viktor yang sangat menggemaskan itu benar-benar mirip dengan Gavier. Semua orang sampai gemas sekali setiap bertemu dengannya. Sebagian juga merasa bersalah karena anak tampan dan lucu ini pasti adalah gambaran Gavier saat masih kecil, tapi sayangnya dulu ia selalu menggunakan topeng karena kutukan turunan.

"Wah, ada apa ini? Kenapa kedengarannya senang sekali?" celetuk Gavier yang baru datang usai rapat.

"AYAH!" seru Viktor yang sudah turun dari gendongan Alenda. Dia berlari ke arah ayahnya yang langsung ditangkap oleh Gavier. Pria itu memutar tubuh Viktor seperti yang tadi dilakukan Alenda.

"Waduh, anak ayah sudah tumbuh semakin besar! Setelah ini pasti jadi lebih tampan dan besar daripada ayah."

"Iya! Aku akan mengalahkan ayah!" serunya dengan senyuman manis.

"Hahahah ...."

Alenda mendekat. Dia mencubit gemas pipi Viktor yang gembul, khas pipi bayi. Anggita yang melihat interaksi keluarga cemara ini benar-benar terharu. Setelah semua hal yang terjadi, kini mereka benar-benar bahagia. Tak akan ada apa pun di semesta yang bisa memisahkan mereka.

"Ayah ... Ibunda ... Viktol sudah menggambalkan sesuatu untuk Ayah dan Ibunda. Apa kalian mau melihatnya?" ucap Viktor dengan bahasa cadelnya khas anak kecil.

Alenda terkekeh. Dia melirik Gavier yang benar-benar menatap sayang anaknya. "Tentu saja! Ayah sangat ingin melihatnya. Karena itu gambaran anak ayah, maka ayah akan menyimpannya di figura besar ruangan kerja ayah!"

Viktor terkekeh lalu menoleh kepada Anggita. Mengerti akan hal itu, Anggita segera berlari mengambilkan hasil gambaran sang pangeran. Dia memberikan kertas itu kepada Alenda.

Di sana terdapat Alenda, Gavier, dan Viktor yang sedang bergandengan di taman. Di atasnya juga ada pelangi yang isi warnanya hanya merah, hijau, dan biru.

"Ini cantik sekali!" seru Alenda, dia terharu melihat perkembangan Viktor.

"Anak ayah memang hebat. Sudah tidak diragukan lagi! Kalau begitu ...." Gavier mengangkat tubuh Viktor di udara lalu mengalungkan kaki anak itu di lehernya. "... kita pergi ke taman sambil terbang sekarang!"

"Holeeee!"

Alenda berlari mengikuti Gavier yang berlari bersama Viktor. Keduanya tak terganggu sedikit pun dengan tatapan dari para pelayan. Bagi Alenda dan Gavier, kebahagiaan Viktor adalah yang utama. Di sepanjang istana pun hanya terdengar suara tawa dan suara lucu Viktor yang bercerita.

The Beast & His SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang