Bab 32

12.7K 1.4K 25
                                        

Sembari menunggu Gavier yang bergiliran menyelesaikan kasus kaburnya tahanan Kerajaan Disappear dengan Adires, Alenda mendatangi perpustakaan istana lagi. Kali ini karena dia sudah menyerahkan tugasnya pada Lalea dan Anggita, maka dia punya waktu luang untuk mencari tau tentang kepribadian ganda Gavier. Dari pada kepribadian ganda, Alenda lebih suka menyebutnya dua jiwa dalam satu tubuh sebab Adires dan Gavier benar-benar seperti orang yang berbeda.

Setelah membaca berbagai buku mulai dari kesehatan mental, fisik, sihir, ilmu hitam, hingga iblis, dunia ini tak punya penjelasan yang lebih signifikan tentang terbelahnya jiwa. Malahan di antara mereka banyak yang menjelaskan bahwa salah satu jiwa harus berkorban karena sejatinya wadah hanya punya satu jiwa untuk ditempati. Lalu bagaimana dengan kasus Alenda? Jiwa aslinya bernama Zata Nandari lalu kini bisa tinggal di dunia ini dengan identitas Alenda Laqueen Celsion.

Yang membuat dirinya terkejut adalah kesamaan wajahnya dengan Alenda sehingga Zata berpikir bahwa jiwanya tidak berpindah melainkan tubuhnya juga. Tapi kalau dipikir-pikir lagi, mungkin saja Zata dan Alenda memang sebenarnya punya rupa yang sama. Mungkin ini ada hubungannya dengan dunia paralel yang pernah dia baca di mana ada kehidupan lain selain dirinya di bumi ini. Ah, atau ada seseorang yang menciptakan dunia paralel seperti novel 'I'm In Love With A Second Lead' yang pernah dia baca?

Aletheia, situasi saat sebuah ketulusan melahirkan kebenaran, pikir Alenda, dia jadi teringat perkataan Oryza waktu itu. Apa sekarang Alenda perlu memanggil Aletheia lagi?

Alenda menatap kedua telapak tangannya. Sejak hari itu, dia tidak pernah menggunakan mana atau kekuatan yang dia miliki karena Gavier melarangnya. Apa sekarang Alenda bisa menggunakan itu lagi?

"Tapi bagaimana cara memanggil Aletheia? Apa masih menggunakan melodi yang sama?" gumam Alenda. Dia mulai berjalan lebih dalam di perpustakaan, menyusuri rak-rak buku yang tingginya jauh berpuluh kaki dari posisinya.

Alenda menutup matanya sambil terus berjalan. Bibirnya terbuka dan menyuarakan sebuah lagu, "And I've heard of a love that comes once in a lifetime ... and I'm pretty sure that you are that love of mine."

Kekuatan mana Alenda mulai berkumpul hingga puncak kepala. Hal itu membuat rambut Alenda yang tergerai mulai berkibar. Muncul sebuah api biru yang berkobar di kedua tangannya. Hal itu seiringan dengan melodi Alenda yang semakin memasuki puncak.

"Cause I'm in a field of dandelions. Wishing on every one that you'll be mine, mine ... and I see forever in your eyes. I feel okay when I see you smile, smile ... wishing on dandelions all of the time. Praying to God that one day you'll be mine. Wishing on dandelions all of the time, all of the time ...."

Wushhhhhh

Alenda merasakan angin besar menerpa wajahnya. Lantas dia membuka mata. Suasana di dalam perpustakaan tiba-tiba gelap. Namun, ada sebuah cahaya yang begitu terang sedang duduk di atas tumpukan buku yang berserakan.

"Anda tau lagunya," ucapnya.

Alenda mengernyitkan keningnya. Dia tak tau siapakah wanita cantik di depannya. Apakah perempuan itu berasal dari dunia ini atau dunia lain?

"Atas gerangan apakah Anda memanggil saya, Yang Mulia?"

Apa dia ... Aletheia?

"Anda adalah Aletheia?" tanya Alenda. Karena Aletheia lah yang hendak Alenda panggil.

Wanita cantik itu tampak tersenyum. "Anggap saja begitu. Apa ada sesuatu yang ingin Anda ketahui?"

Alenda segera mengangguk cepat-cepat. "Ya! Ya! Aku ingin tau bagaimana cara menolong Gavier dan Adires."

The Beast & His SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang