Bab 15

17.7K 2.1K 28
                                    

Persiapan menyamar sudah selesai! Alenda sudah siap memakai gaun yang biasa dipakai rakyat biasa. Anggita yang berdiri di sebelahnya telah berdecak kagum berulangkali.

"Bagaimana ini, Yang Mulia? Pakaian apa pun yang Anda kenakan selalu membuat Anda mencolok karena kecantikan Anda. Gaun biasa ini jadi terlihat mahal," ucap Anggita. Mendengar itu, Alenda tertawa kesenangan. Pasalnya yang Anggita bicarakan adalah wajah aslinya. Dia jadi sangat berterima kasih kepada kedua orang tua aslinya yang telah melahirkan wajah secantik dirinya. Ah, dia jadi merindukan mereka.

"Yah, mau bagaimana lagi? Namanya juga orang cantik," ucap Alenda, membuat Anggita tersenyum lebar. Beberapa menit kemudian terdengar ketukan pintu dari kamarnya.

"Istriku?"

"Masuklah, Yang Mulia!" seru Alenda. Pintu pun terbuka dan menampilkan Gavier yang sudah siap dengan pakaian biasa. Alenda pun tak bisa menilainya karena tidak bisa melihat wajah Gavier. Tapi, dia cukup keren dengan penampilan itu. Benar-benar seperti hal yang baru.

"Kenakan kalung ini. Ia akan membantu kita menyamar sehingga di mata orang-orang, wajah kita tampak seperti rakyat biasa," ucap Gavier sembari berjalan mendekat.

Hmm, kecantikanku jadi tertutup. Tapi, tidak masalah. Itu bukan hal yang buruk karena aku akan lebih bersenang-senang dengan Gavier, pikir Alenda.

Wajahnya tidak aman untuk dibawa ke luar. Dia terlalu cantik, pikir Gavier.

Alenda menatap kalung kecil itu. "Tapi bukankah kau akan tetap mencolok karena memakai topeng?"

"Mereka akan menganggapku tidak memakai topeng."

"Wah, luar biasa sekali," kata Alenda. Kemudian dia mendongak dan menatap mata biru Gavier. "Kalau begitu, pakaikan!"

"Ha?"

"Bi--biar saya saja, Yang Mulia Ratu!" ucap Anggita yang sudah panik. Dia ingin mengambil kalungnya dari Gavier, tapi Alenda menghalanginya.

Nggak peka banget sih ini pelayan yang mirip Inggit? Sifatnya jadi persis banget kayak Inggit!

"Tidak perlu. Aku punya kebiasaan bahwa orang yang memberikan hadiah harus yang memakaikannya. Aku yakin Yang Mulia juga tidak keberatan." Lantas Alenda berbalik menatap Gavier lagi. "Iya kan, Yang Mulia?"

"Be--benar!"

Gavier berjalan mendekat dan berdiri di belakang Alenda. Alenda pun memperhatikan Gavier lewat cermin di depannya. Dilihat dari kedua tangan pria itu yang gemetar saat berada di dekat lehernya, pasti baru pertama kali dia memasangkan kalung untuk perempuan. Ini menyenangkan.

"Ada apa, Yang Mulia?" tanya Alenda karena Gavier tak kunjung selesai memasangnya.

"Tidak ... ehem, ini cukup sulit dikaitkan," ucap Gavier yang gugup sekali dengan situasi ini. Karena tangannya gemetar, Gavier jadi gagal mengaitkannya sejak tadi.

"Mau aku bantu?" Alenda mengangkat tangannya ke belakang dan menyentuh kedua tangan Gavier. Hal itu berhasil membuat Gavier membeku di tempat sampai telinganya kembali memerah.

"Ti--tidak perlu. Aku bisa melakukannya sendiri."

"Hmm, baiklah." Alenda pun menjauhkan tangannya. Dia bisa mendengar Gavier menghela napas panjang.

"Sudah," kata Gavier.

"Terima kasih, Yang Mulia."

Kemudian Gavier menatap Alenda yang memakai tas gendongnya. "Kita berangkat sekarang?"

"Ya, Yang Mulia!"

***

Alenda dan Gavier berhasil sampai di tengah pasar. Berkat bantuan Aezarus yang bisa menyembunyikan rencana kabur mereka dari istana.

The Beast & His SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang