- prolog

46.4K 5.5K 1.1K
                                    






bertemu lagi nanti kita hehhehehe



0. Prolog







Wanita berambut pirang membuka pintu rumahnya, dengan ekspresi jengah. Ia terus melangkah sampai ke depan taman, membuat anak-anak kecil yang sedang bermain di depan bunga tulip kesayangannya langsung berdiri.

"Udah saya bilangin kan jangan dimainin?? Hayo, nakal ya?!"

"KABURRRR!"

Bocah-bocah kecil itu tampak mengabaikan peringatannya dan pergi tanpa rasa takut atau bersalah. Wanita itu menghembuskan napas kesal, lalu membungkuk untuk memeriksa apakah ada bunga yang rusak.

"Mending di pindah ke taman belakang," seorang pemuda keluar sambil menenteng tas sekolahnya. "Mamah capek ngomelin mereka terus."

"Cuacanya bagus disimpen sini, jadi tumbuhnya subur," keluh wanita itu. Ia memandang putranya. "Minggu ada sekolah?"

"Enggak, mau main sama temen-temen," jawabnya. "Kale beli mobil baru, dia ngajak keluar bareng."

"Belum punya SIM kan? Jangan aneh-aneh loh, Van..."

"Bukan aku kan yang bawa, orang cuma muterin halaman rumah dia," jawab putranya selalu punya alasan. "Mamah lagi oven apa itu di dalem?"

"Ahhh iya," Wanita itu menepuk dahinya. "Pager kunci, ya! Pulang jangan kesorean, kita diajak makan malem!"

"Siap, Mah!"

Wanita itu berlari kecil masuk ke dalam, langsung mematikan ovennya. Ia meringis karena lupa memakai sapu tangan, jadilah jarinya yang menjadi korban. "Panasnyaa..."

Wanita itu segera memakai sapu tangan, lalu mengeluarkan mangkuk berisi salmon. Tak suka membuang sesuatu, jadi yang selamam ia oven lagi. Ia duduk di meja dan meletakkan mangkuknya.


Ting!


Ia menoleh, kebetulan hpnya sejak tadi berada di meja. Ia pun meraih benda tersebut dan mengangkat panggilan yang masuk.

"Halo, Bun?"

"Elia, nanti malem jadi ke sini kan? Papah nanyaiin terus loh,"

"Hm, jadi," Elia mengangguk sambil menyendok salmonnya. "Bunda ada titip sesuatu?" tanyanya.

"Enggak sih, mastiin aja. Anakmu ikut kan? Bunda pilihin hari libur soalnya. Diajak loh El, kan kemarin dia ulang tahun jadi kita belum sempet kasih kado."

Elia terkekeh. "Iya, ikut kok dia,"

"Lagi apa kamu sekarang?"

"Makan nih, salmon semalem aku oven lagi. Dapet dari... siapa tuh, si Jihan," katanya sambil menyuapkan lagi makanan tersebut.

"Yaudah sih lanjut makanannya, sampai ketemu nanti malem ya, Beb. Ohiya iya baru inget Bunda, bawa kamera suamimu ya, buat foto bareng nanti. Bisa kan?"

Elia diam sesaat. "Nggak tau masih bisa apa enggak, Bun."

"Kalo bisa ya bawa, kalo enggak nanti pake hp aja,"

"Hm," Elia memelankan kunyahannya.

"Yaudah Bunda tutup, ya. Bye sayangku,"

"Bye..."

Elia meletakkan hpnya ke meja. Ia kembali melanjutkan makanannya sampai habis dan tak lupa mencuci piring. Setelahnya melangkah menuju lantai atas.



Mengusap tembok coklat rumahnya dengan jari selagi menaiki tangga.






Elia berhenti di depan kamar, lalu membukanya. Melewati banyak sekalo figura yang terletak di meja kaca. Foto keluarga manis yang tersenyum lebar di sebuah pantai.


Elia menarik kursi sampai di depan lemari, lalu menaikinya dan mengulurkan tangan untuk meraih sebuah kamera yang sedikit berdebu. Ia turun lagi dan duduk di atas kasur. Meniup debunya agar menyingkir.


Ia usah benda itu dengan senyum penuh arti.





Lalu ia buka dan nyalakan kameranya. Sedikit tak menduga masih berfungsi dan menampilkan banyak sekali momen di dalamnya. Jika suaminya melihat pasti akan lebih menyenangkan.



Karena momen-momen di dalam sini tak akan terulang kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Karena momen-momen di dalam sini tak akan terulang kembali....











See you in episode 1.... 27 june 2022.



orang sabar disayang doi :)

212 Days ( AS 9 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang